Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
Nasional

Anggaran Cendrung Keinfrastruktur dan Energi, Pertanian Masih Omong Kosong

×

Anggaran Cendrung Keinfrastruktur dan Energi, Pertanian Masih Omong Kosong

Sebarkan artikel ini
49 Pengunjung

METROMEDIANEWS.CO – Bupati Tasikmalaya H. Uu Ruzhanul Ulum SE meresmikan Klaster Padi Sukahening dan Klaster Kopi Cigalontang, yang dilaksanakan di Gapoktan Agromandiri, Desa Sundakerta, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (14/8) siang.

Peresmian dan penandatanganan Mou kerjasama antara Bank Indonesia (BI) dengan Pemkab Tasikmalaya, bertujuan untuk membangun perekonomian masyarakat dalam menahan laju inflasi mengembangkan sektor pertanian.

Acara dihadiri oleh perwakilan BI, Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol. Inf. Nur Ahmad, Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya H. Cecep Ruhimat, Dinas pertanian, Camat Cigalontang Drs. Sobari, Camat Sukahening Kusnanto S.Sos, Danramil, Kapolsek Cisayong, Kepala BPP Sukahening, Kepala Desa serta anggota kelompok pertanian.

Bupati Tasikmalaya H. Uu Ruzhanul Ulum SE dalam sambutannya, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, ini adalah salah satu bentuk konsentrasi atau perhatian Bank Indonesia (BI) terhadap nilai tukar rupiah, efek dominonya adalah kepada pertanian karena pertanian di jadikan salah satu solusi untuk menahan inflasi daerah.

“Mungkin masih banyak program-program untuk menahan inflasi daerah bukan hanya pertanian tetapi di Kabupaten Tasikmalaya. Pertanian menjadi skala prioritas,” ujarnya.

Ia menambahkan, ini sesuai dengan visi misi kami yaitu pertanian dalam bidang agro bisnis berbasis pedesaan.

“Memang dari awal sejak dirinya jadi Bupati, konsen terhadap pertanian hingga dibuktikan dengan lahirnya SMK-SMK pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dan dulu SMK pertanian tidak ada peminatnya, untuk memiliki siswa 1 kelas juga berat karena yang dulu populer adalah SMK elektro, mesin, komputer dan lainya, tapi mencoba menghadirkan SMK pertanian di berbagai Kacamatan yang bersekala Negeri. Alhamdulillah sudah banyak siswanya termasuk dirinya pun memiliki SMK pertanian swasta di Manonjaya,” terangnya.

Lanjutnya, hal tersebut di lakukan, tiada lain untuk menggerakkan mendorong masyarakat untuk bertani karena menurut survei para petani hari ini tidak melahirkan lagi keluarga petani, luas wilayah pertanian semakin menipis dan belum ada perhatian dari APBN untuk petani.

“APBN-APBN cendrung kepada energi, APBN hari ini cendrung kepada hal yang lain termasuk kepada hal infrastruktur, berbeda dengan di negara-negara lain, contohnya Japan APBN nya hampir 40 persen untuk pertanian tetapi di Indonesia jadi masih omong kosong. Kalau kita mengembangkan pertanian mendorong lahirnya petani muda mendorong swasembada pangan tapi anggaran masih banyak kepada energi, anggaran masih banyak kepada infrastruktur para petani belum ada perhatian yang maksimal,” jelasnya.

Semoga suatu saat nanti Pak Uu menjadi presiden petani akan semakin dipikirkan lagi. Masyarakat hari ini berbeda dengan masyarakat sekitar 20/30 tahun yang lalu, anak kecil yang lahir bukan melihat sawah yang ada tapi apa yang di lihat, kulkas yang besar, tv yang hebat di rumahnya dan elektronik-elektronik yang lainnya, disaat sudah besar sedikit pun tidak tertarik terhadap pertanian karena tidak melirik terhadap hal-hal pertanian.

“Kalau pihak pemerintah membiarkan perubahan iklim masyarakat, perubahan sosial seperti ini khawatir Indonesia ke kurangan pangan oleh karena itu program BI cocok dengan program Kab Tasikmalaya bekerja dalam bidang pertanian,” pungkasnya.

Penulis: Budi
Editor: Dedy Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *