Metromedianews.co – Jawa Barat sangat terkenal dengan etnis Sundanya. Wilayah tataran Sunda ini juga unik karena memiliki ragam wilayah yang berbahasa Sunda berbeda, di antaranya Sunda Priangan, Brebes, Cirebon, dan lainnya.
Sunda Priangan disebut bahasa Sunda baku, tanpa campuran bahasa Jawa seperti Cirebon. Wilayah ini termasuk Cianjur, Cimahi, hingga Bandung.
Sebagian besar suku Sunda mengatakan bahwa orang-orang Cianjur terkenal dengan bahasa Sunda lemes/halus. Namun faktanya tidak menyeluruh asal Cianjur berbahasa Sunda lemes, bahkan generasi z mayoritas menggunakan campuran bahasa Indonesia dan Sunda.
Peduli pada bahasa Sunda yang menurun, Tim PKM-RSH UPI ‘Orionious’ melakukan riset bahasa Sunda melalui kajian Geososiolinguistik.
Tim Orionious ini beranggotakan Dian Hamidah, Neng Saina, Robby Ismail Fasya, Nanda Nur Amelia Putri, dan Salsa Fatia Azhar. Dibimbing pula oleh Ibu Dr. Wina Nurhayati Praja, M.Pd.
“Hasilnya menyatakan 8,9% di Kota Bandung menduduki angka ancaman terbesar kepunahan bahasa Sunda dibanding Kita Cimahi, Kab. Bandung, dan Bandung Barat, Ini merupakan hasil riset kami setelah melakukan wawancara dan sebar angket” terang Neng Saina TIM PKM-RSH dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Berdasarkan hasil angket, lanjut Neng Saina, generasi z di wilayah Bandung, nyatanya sebagian responden berasal dari Cianjur.
“Rupanya banyak mahasiswa Cianjur yang berkuliah di Bandung, khususnya di UPI. Mayoritas jawaban mereka, kesehariannya lebih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi,” jelasnya.
Bahkan, penggunaan bahasa Sunda pun bercampur dengan bahasa Indonesia. Alhasil, saat tes undak-usuk basa Sunda (tingkatan bahasa) tidak mengetahui mana yang bahasa lemes, sedang, atau kasar.
“Nah, jika di wilayah Bandung sudah mulai terancam kepunahan bahasa Sunda, bagaimana dengan Cianjur yang terkenal dengan bahasa Sunda lemesnya?,” tandasnya.
(Dedy/red)