Metromedianews.co|Cianjur – Dampak adanya pandemi Covid-19 secara ekonomi, sangat berpengaruh menggerus semua kalangan usaha berbagi sektor. Termasuk masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Tentunya, hal tersebut berimbas terhadap sektor perekonomian, khususnya bagi para pekerja di sektor informal yang umumnya memiliki pendapatan berbasis harian.
Seperti halnya Obar (25) seorang kuli (buruh) bangunan yang merupakan warga Kampung Cageundang, desa Sukamaju, kecamatan Cianjur, kini menggeluti budidaya (ternak) burung Kenari.
Obar, sudah sejak lama bekerja sebagai buruh bangunan, karena masa pandemi saat ini. Dia tidak bisa bekerja ke luar daerah, karena melihat kondisi situasi saat ini, banyak keterbatasan aktivitas.
Ia bercerita, takut dan merasa khawatir juga sih kang?. Kalau ada yang nawarin kerja panggilan ke luar daerah. Jadi lebih baik seadanya saja kerja di kampung halaman.
“Apa saja saya kerjakan, yang penting ada penghasilan buat mencukupi kehidupan keluarga,” ucapnya kepada Metromedianews.co, Minggu (27/12/2020).
Wabah pademi Covid-19 saat ini, telah membuat masyarakat takut untuk keluar rumah dan menjalankan aktivitas rutin sehari-hari. Sehingga aktivitas ekonomi menjadi berkurang drastis saat ini.
Konsep pekerja rentan cukup relevan, digunakan dalam menganalisis dampak wabah Covid-19 terhadap para pekerja seperti buruh bangunan, yang kondisi hidupnya tidak menentu.
“Nah, apalagi dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah paling terdampak kang,” ucapnya.
Obar mengakui, dirinya sudah tidak bekerja ke luar daerah lagi. Setelah masa pandemi melanda. Ia lebih memilih bila ada pekerjaan buruh bangunan yang dekat-dekat saja sekitar Cianjur, apalagi sama saat ini kerja kasar seperti ditekuninya sedang anjlok drastis.
Menurutnya, sekarang sepi gak ada yang nawarin atau panggilan kerja seperti membangun rumah atau renovasi dan lainnya. Makanya saat ini sementara beralih dulu budidaya burung kenari, biar dapat penghasilan tambahan di rumah saja.
“Ya, lumayan kalau sudah banyak diternak burung kenari pasti ada saja yang beli,” imbuhnya.
Obar memaparkan, walaupun burung kenari memiliki harga jual tergolong mahal. Tapi saat menjalankan usaha budidaya ini sebetulnya tidak harus mengeluarkan modal besar.
“Ya, karena saat menjalankan usaha budidaya bisa dimulai satu pejantan dan tiga betina begitu kang,” bilangnya.
Bercerita singkat bagaimana cara budidaya burung kenari, masih ujar Obar, paling modal awal dikeluarkan itu sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta mengingat harga indukan masih di kisaran Rp400 ribu untuk indukan burung kenari lokal dan Rp600 ribu untuk indukan impor.
“Bahkan kalau burung kenari bagus atau sudah gacor suaranya itu harganya mahal, artinya lebih dari itu,” katanya.
Jenis burung kenari sekarang ini, itu saat begitu digemari, tapi pelaku usaha budidaya tergolong masih kurang atau jatang.
Karena itu, papar Obar, prospek budidaya kenari sangat menjanjikan. Bila ditekuni akan banyak mencari, istilah saling menginformasikan sama teman.
“Paling yang terpenting saat budidaya kita harus menguasai betul bagaimana cara perawatannya,” ujarnya.
Tapi, tetap selalu mematuhi protokol kesehatan (Prokes) setiap hari dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun (3M).
“Karena kesehatan dan kebersihan sangat penting, bukan karena takut sama pemerintah atau ada operasi gabungan,” ucapnya seraya sambil tersenyum, saat ditemui langsung di kediamannya di Kampung Cageundang, Desa Sukamaju.
Obar menyambungkan, sehingga kalau ada pembeli ingin bertanya untuk konsultasi harus bisa menjelaskan. Selain itu, dapat menghasilkan burung kenari berkualitas.
Ia menambahkan, proses pengeraman biasanya itu membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 14 hari. Dan, itu juga tergantung cuaca atau suhu. Biasanya memakai tambahan lampu lima watt di dalam kurungan box atau sangkar.
“Tujuannya biar suhu di dalam sangkar atau box lebih hangat. Setelah belasan hari mengeram, dan telur menetas satu persatunya,” katanya.
Obar berharap, wabah Covid-19 segera cepat berlalu. Jangan sampai berlarut-larut terlalu lama, yang terus menghantui masyarakat, istilahnya kehidupan bisa normal kembali seperti sejak dulu.
Hal senada masih kata Obar. Dan, juga dapat bantuan lagi dari pemerintah. Karena bantuan pertama sekitar Rp 2,4 juta sudah habis dipakai modal, kan? Buat budidaya burung kenari saat ini ditekuni.
“Karena imbas atau pengaruh pandemi saat ini, usaha juga terganggu dan ada rasa ketakutan juga,” pungkasnya.(Jay)