SUBANG, MMN.CO – Pada Rabu 5 April 2017 Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat tepat berusia 69 tahun. Untuk memperingati Hari Ulang Tahun (Ultah) ke-69 berbagai deretan acara digelar mulai kegiatan Lomba Taman, Sunatan massal, Festival Lagu Subang Motekar, Pagelaran Wayang Golek “Giri Harja 3 Putra”, Penyambutan tamu Korea, Vaganza 60 Konser The Virgin & Putri Jamila, Jabar Mothai Line Contes Bupati Cup, Pawai kendaraan hias, Festival lampu hias, Upacara ziarah, Upacara puncak, Rapat Paripurna Istimewa DPRD, Tablig Akbar hingga Rekor Muri ‘Lomba Tangkap Ikan di sungai Ciasem tepatnya di Bendung Cinangka-Wera, berlangsung cukup heboh, lantaran diikuti ribuan peserta yang tumplek bareng berebut ikan.
Momentum Ultah Kabupaten Subang kali ini tentunya tidak hanya sekedar seri moni belaka, tidak semata-mata hanya pemuas hawa nafsu duniawi dengan aneka ragam even yang hingar binger, missal dan sesaat. Hingar binger lantaran dilaksankan dengan balutan lampu hias, kembang api, suara musik keras dan teriakan pengunjung massal. Sementara sifatnya sesaat dan selintas dilaksanakan selintas itu pula dinikmati dan setelah itu dilupakan. Akan tetapi lebih tepat bagi semua elemen untuk memaknainya lebih mendalam lagi guna melakukan introspeksi, merenung, mengkaji sekaligus melakukan evaluasi, sejauhmana kontribusi terhadap pembangunan Kab.Subang, apasaja yang sudah diperbuat dan bagaimana menentukan langkah kedepan demi kemajuan Subang yang dikenal sebagai KotaNenas ini.
Lalu sudah sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipresentasikan lewat keberhasilan pembangunan di Kab.Subang yang kini dinakhodai Plt. Bupatinya Hj. Imas Aryumningsih. Setidaknya untuk menjawab pertanyaan para pelopor, para pemikir, para pendahulu, para pejuang maupun para pemimpin yang telah mendarmabaktikan hidupnya demi lahir dan tegaknya Kab.Subang.Tak hanya itu dengan mediasi Jangan melupakan sejarah (Jasmerah) kita disadarkan untuk tidak melupakan sejarah bukan hanya siapa saja yang berjasa atas lahirnya Kab.Subang, tetapi yang sesungguhnya diinginkan dan menjadi cita-cita mulia mereka para pelopor pendiri Kab.Subang.
Tujuan pembangunan pada dasarnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat seluas-luasnya. Dengan menempatkan manusia sebagai obyek sentralnya, maka perlu dipahami bila pembangunan manusia merupakan salahsatu output penting dalam suatu proses pembangunan.
Dalam perspektif the United Nations Development Programe (UNDP) pembangunan manusia (Humen Development) dirumuskan sebagai perluasan pilihan manusia (enlarging the choices of people) yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah ‘perluasan pilihan’ dan sekaligus sebagai tarap yang dicapai dari upaya mencapai kesejahteraan (UNDP, 1990).
Pembangunan manusia juga dapat dilihat sebagai pembangunan kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan, pendidikan, dan dayabeli (pendapatan-Red). Potret keberhasilan pelaksanaan pembangunan bisa dipantau lewat indicator social atau indicator ekonomi yang sudah lazim diterapkan di banyak Negara.Namun demikian tolokukur yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan pembangunan dalam beberapa hal agak sulit ditentukan. Ala tukur yang kerap digunakan untuk menilai kualitas hidup selama ini sebenarnya hanya mencakup kualitas fisik, tidak termasuk kualitas non fisik, mengingat indikatornya relative lebih abstrak (Azwini, Kartono dan Prijono, 1988).
Salah satu pengukur antara kualitas fisik penduduk yang banyak digunakan yaitu suatu indeks komposit yang disebut Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang menggambarkan berbagai aspek pembangunan manusia.Aspek dimaksud yaitu kesehatan, pendidikan dan pendapatan (dayabeli).
Menurut UNDP, indicator ini dapat menunjukan tingkat pembangunan manusia suatu wilayah melalui pengukuran keadaan penduduk yang sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan berkerampilan serta mempunyai pendapatan yang memadai.
Kabupaten Subang di usianya menginjak 69 tahun, bila merujuk data Statistik tahun 2016 capaian IPM baru menyentuh angka 66,93 poin, ada kenaikan sebesar 0,42 point dari tahun 2015 atau hanya mencapai 66,52 poin, atau tergolong kategori predikat Sedang dalam peringkat pengukuran IPM. Dengan capaian poin itu pula kab.Subang menempati peringkat 9 untuk tingkat kabupaten dari 18 kabupaten di Jawa Barat dan peringkat 19 dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Sementara dilihat dari dimensi IPM di bidang Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai 71,52 tahun , (2015) terdapat peningkatan di tahun 2016 mencapai 71,59 tahun, itu artinya harapan hidup bayi yang baru lahir dapat bertahan hidup hingga mencapaiusia 71,59 tahun. Di Bidang Pendidikan secara rata-rata penduduk berusia 25 tahun keatas sudah menempuh 6,45 tahun (2015) dan 6,46 tahun (2016) masa sekolah atau sudah menamatkan setara kelas VI SD. Sementara rata-rata penduduk usia 7 tahun ketas yang mulai sekolah mencapai 11,46 tahun (2015) dan meningkat mencapai 11,48 tahun (2016) atau setara kelas VIII SMP. Sedangkan standar hidup layak (Dayabeli) di tahun 2015 mencapai Rp.9.831.000,-per kapita pertahun dan di tahun 2016 meningkat mencapai Rp.10.191.000,- perkapita pertahun.
Jika disimpulkan IPM Kab. Subang hingga 2016 mengalami peningkatan di seluruh dimensi, dengan raihan 66,93 poin, sehingga masuk kategori predikat sedang, sementara untuk menempati kategori tinggi diperlukan minimal menambah 3,07 poin. Hal ini tentu sajasangat berat, membutuhkan kerja keras untukmeningkatkan pertumbuhan disetiap dimensi.
Sementara berdasarkan data BPS dan Survey IPM 2016 per Kecamatan menunjukan : Kecamatan Sagalaherang Angka Harapan Hidup (AHHo) 72,22 tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) 10,19 tahun, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 6,75 tahun, DayaBeli (Pengeluaran perkapita/PPP) Rp.7.540.000,-/kapita/tahun dan IPM 63,08 Point; Kecamatan Serangpanjang AHHo 72,22 tahun, HLS 10,30 tahun, RLS 5,92 tahun, Daya Beli Rp.7.460.000,-/kapita/tahun dan IPM 61,74 Point; Kecamatan Jalancagak AHHo 70,05 tahun, HLS 11,08 tahun, RLS 7,33 tahun, Daya Beli Rp.10.180.500,-/kapita/tahun dan IPM 66,97 Point; Kecamatan Ciater AHHo 70,74 tahun, HLS 10,40 tahun, RLS 7,01 tahun, Daya Beli Rp.9.357.760,-/kapita/tahun dan IPM 65,25 Point; Kecamatan Cisalak AHHo 71,60 tahun, HLS 12,88 tahun, RLS 7,31 tahun, Daya Beli Rp.7.520.000,-/kapita/tahun dan IPM 66,44 Point; Kecamatan Kasomalang AHHo 73,60 tahun, HLS 11,86 tahun, RLS 6,32 tahun, Daya Beli Rp.9,998.000,-/kapita/tahun dan IPM 67,85 Point; Kecamatan Tanjungsiang AHHo 70,01 tahun, HLS 12,01 tahun, RLS 6,56 tahun, Daya Beli Rp.9,999.000,-/kapita/tahun dan IPM 66,79 Point; Kecamatan Cijambe AHHo 71,68 tahun, HLS 11,75 tahun, RLS 6,90 tahun, Daya Beli Rp.8.652.140,-/kapita/tahun dan IPM 66,25 Point; Kecamatan Cibogo AHHo 70,01 tahun, HLS 12,12 tahun, RLS 6,20 tahun, Daya Beli Rp.12.069.080,-/kapita/tahun dan IPM 68,20 Point; Kecamatan Subang AHHo 73,66 tahun, HLS 13,03 tahun, RLS 8,62 tahun, DayaBeli Rp.13.193.540,-/kapita/tahun dan IPM 74,97 Point;
Kecamatan Kalijati AHHo 70,78 tahun, HLS 11,87 tahun, RLS 7,48 tahun, Daya Beli Rp.12.974.170,-/kapita/tahun dan IPM 70,70 Point; Kecamatan Dawuan AHHo 71,58 tahun, HLS 11,20 tahun, RLS 7,10 tahun, Daya Beli Rp.8.210.370,-/kapita/tahun dan IPM 65,32 Point; Kecamatan Cipendeuy AHHo 70,58 tahun, HLS 11,18 tahun, RLS 7,26 tahun, Daya Beli Rp.11.241.780,-/kapita/tahun dan IPM 68,18 Point; Kecamatan Pabuaran AHHo 72,24 tahun, HLS 11,39 tahun, RLS 5,90 tahun, Daya Beli Rp.10.449.600,-/kapita/tahun dan IPM 66,55 Point; Kecamatan Patokbeusi AHHo 71,70 tahun, HLS 11,44 tahun, RLS 5,90 tahun, Daya Beli Rp.8.432.410,-/kapita/tahun dan IPM 64,29 Point; Kecamatan Purwadadi AHHo 72,23 tahun, HLS 12,24 tahun, RLS 7,24 tahun, Daya Beli Rp.11.932.910,-/kapita/tahun dan IPM 70,66 Point; Kecamatan Cikaum AHHo 70,14 tahun, HLS 10,39 tahun, RLS 5,80 tahun, Daya Beli Rp.7.360.620,-/kapita/tahun dan IPM 60,91 Point; Kecamatan Pagaden AHHo 71,56 tahun, HLS 12,14 tahun, RLS 7,47 tahun, Daya Beli Rp.8.916.940,-/kapita/tahun dan IPM 67,67 Point; Kecamatan Pagaden Barat AHHo 70,12 tahun, HLS 12,61 tahun, RLS 5,50 tahun, Daya Beli Rp.7.952.310,-/kapita/tahun dan IPM 63,81 Point; Kecamatan Cipunagara AHHo 69,72 tahun, HLS 11,06 tahun, RLS 5,42 tahun, Daya Beli Rp.9.347.600,-/kapita/tahun dan IPM 63,81 Point; ; Kecamatan Compreng AHHo 68,46 tahun, HLS 11,18 tahun, RLS 5,08 tahun, Daya Beli Rp.9.074.630,-/kapita/tahun dan IPM 62,171 Point; Kecamatan Binong AHHo 69,69 tahun, HLS 12,15 tahun, RLS 6,23 tahun, Daya Beli Rp.11,615.360,-/kapita/tahun dan IPM 67,77 Point; Kecamatan TambakdahanA HHo 70,16 tahun, HLS 10,16 tahun, RLS 5,04 tahun, Daya Beli Rp.10,015.000,-/kapita/tahun dan IPM 62,47 Point; Kecamatan Ciasem AHHo 73,59 tahun, HLS 11,87 tahun, RLS 6,67 tahun, Daya Beli Rp.12.360.950,-/kapita/tahun dan IPM 70,39 Point; Kecamatan Pamanukan AHHo 73,69 tahun, HLS 11,66 tahun, RLS 6,65 tahun, Daya Beli Rp.10.065.880,-/kapita/tahun dan IPM 68,20 Point; Kecamatan Pamanukan AHHo 73,69 tahun, HLS 11,66 tahun, RLS 6,65 tahun, Daya Beli Rp.10.065.880,-/kapita/tahun dan IPM 68,20 Point; Kecamatan Sukasri AHHo 69,70 tahun, HLS 10,32 tahun, RLS5,12 tahun, Daya Beli Rp.9.375.010,-/kapita/tahun dan IPM 62,21 Point; Kecamatan Pusakanagara AHHo 70,23 tahun, HLS 10,25 tahun, RLS 5,03 tahun, Daya Beli Rp.8.559.320,-/kapita/tahun dan IPM 61,06 Point; Kecamatan Pusakajaya AHHo 69,68 tahun, HLS 11,23 tahun, RLS 5,10 tahun, Daya Beli Rp.8.373.520,-/kapita/tahun dan IPM 62,00 Point; Kecamatan Legonkulon AHHo 70,84 tahun, HLS 10,94 tahun, RLS 5,11 tahun, Daya Beli Rp.7.384.680,-/kapita/tahun dan IPM 60,90 Point; Kecamatan Blanakan AHHo 72,60 tahun, HLS 10,33 tahun, RLS 5,13 tahun, Daya Beli Rp.12.019.530,-/kapita/tahun dan IPM 65,48 Point; (ABH)