MetroMediaNews.co – Siti Jenab (15) dan Yadi (13) warga Kampung Sukamulya dan Cibuluh, Desa Margasari, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, hanya bisa pasrah menerima kondisi fisiknya yang saat ini berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Kadang keinginan kuat untuk berbaur bermain bersama teman-teman seusianya sering diutarakan kepada orang tuanya. Namun sangat disayangkan dengan kondisinya yang saat ini, Siti dan Yadi justru mendapat cemooh bahkan di kucilkan oleh teman-teman sebayanya.
Diketahui Siti dan Yadi memiliki kelainan tubuh lebih rendah dari standar usia pada umumnya karena diduga mengalami kekurangan gizi kronis akibat kurangnya masukan gizi atau biasa disebut kategori Stunting. Saat ini tinggi badan Yadi dan Siti hanya 1,5 m dengan berat badan yang sama 15 kg.
Kedua orang tua Siti dan Yadi telah berusaha semaksimal mungkin untuk perobatan agar anak mereka sembuh seperti anak-anak lainnya. Namun karena kondisi dan tergolong keluarga kurang mampu (miskin-red), pada akhirnya kedua orang tua mereka hanya bisa pasrah menerima keadaan.
Dikatakan Inawati (26), kaka kandung Yadi bahwa, kelahiran adiknya pada waktu itu normal 9 bulan. Namun pada waktu kehamilan Yadi, diketahui ibunya sering mengalami pendarahan.
“Kondisi Yadi sekarang sering megalami kesakitan dan ada benjolan di tengorokannya,” ujarnya.
Sementara itu Siti, warga Kampung Cibuluh Rt 04/01 Desa Margasari, kini sudah sekolah kelas 6 MI.
Tarni (45) ibu kandung Siti menjelaskan, bahwa Siti adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kelahirannya 9 bulan normal, namun pernah pada waktu masih bayi Siti dibawa berobat ke dokter di Ciujung dan diagnosa menderita gejala gizi buruk.
“Kata dokter anak saya menderita gezala gizi buruk dan saya dianjurkan untuk berobat jalan, namun karena kondisi kehidupan saya yang pas-pas an akhirnya saya hanya berobat dikampung. Ternyata Siti setelah menginjak umur 9 tahun kondisi tubuhnya beda dengan anak-anak lain pada umumnya,” ungkapnya kepada MMN dengan nada sedih, Jumat (2/2).
Ia menambahkan, Siti semasa bayinya sering mengalami sesak nafas. Hingga sekarang kalau kecapean sering mengalamai panas dan sesak nafas.
“Saat ini seharusnya siti sudah menginjak sekolah kelas 2 MTS/SMP. Saya berharap kepada pemerintah Daerah maupun Pusat dapat membantu dan memberi perhatian kepada saya,” harapnya.
Sutiawan (34) Guru MI menanggapi keadaan Siti sangat memprihatinkan kondisinya.
“Siti aktif dan disipin, hanya saja kendala dalam penyerapan pelajaran atau telat lodingnya. Mungkin karena kondisi postur tubuh yang kecil dan dia merasa terkucilkan oleh teman-temannya di sekolah karena kondisi tubuhnya yang beda dari yang lainnya,” ucapnya.
Dengan adanya 2 orang anak yang mengalami kondisi tubuh yang lebih rendah dari standar usianya atau bisa disebut kekurangan gizi dan masuk dalam kategori keluarga kurang mampu tentunya menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Pemdes, Pemda dan Pusat untuk melakukan pengawasan dan kepeduliannya.
(Jay)