Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
Cianjur

Helaran Budaya Cianjur Pertama Pasca Pandemi, Jatayu Tampil Ingatkan Pemerintah Lindungi Satwa Emdemik Elang Jawa

×

Helaran Budaya Cianjur Pertama Pasca Pandemi, Jatayu Tampil Ingatkan Pemerintah Lindungi Satwa Emdemik Elang Jawa

Sebarkan artikel ini
75 Pengunjung

Metromedianews.co, Cianjur – Puluhan ribu warga tumpah ruah memenuhi jalanan Cianjur yang menjadi jalur helaran budaya. Salah satu yang menjadi pusat perhatian masyarakat adalah kemunculan Jatayu yang diperagakan oleh seorang seniman yang juga koreografer yakni Wina Rezky Agustina.

Bupati Cianjur H. Herman Suherman dalam sambutannya mengatakan, helaran budaya Cianjur merupakan kegiatan pawai yang melibatkan masyarakat pertama kali pasca pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah kita bisa kembali menyelenggarakan kegiatan helaran yang dinantikan seluruh warga Cianjur. Ini menjadi bukti kalau Covid-19 di Cianjur sudah aman dan terkendali,” kata Bupati.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Cianjur Yusup Gigan memberikan apresiasi tampilnya Jatayu dalam helaran budaya Cianjur tahun ini.

“Penampilan Jatayu berhasil membawa ingatan kita kepada nilai-nilai yang menjadi kekayaan khasanah kebudayaan kita,” kata Yusup.

Menurut Yusup kehadiran Jatayu juga mempresentasikan kreativitas pelaku seni dengan kemungkinan-kemungkinan baru dalam kekaryaan.

“Jatayu yang dibawakan Wina memang luar biasa,” sambungnya.

Sebelumnya Direktur Program Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia Dika Dzikriawan menuturkan bahwa helaran ini milik warga Cianjur yang memang seharusnya pemerintah hadir di dalamnya.

“Kita tentu berterimakasih kepada Pemkab Cianjur yang kembali mendukung pesta rakyat ini setelah pandemi Covid-19 mereda,” kata Dika yang juga Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Cianjur itu, Kamis (18/8/2022).

Disebutkan Dika selain kehadiran Kuda Kosong, dalam helaran kali ini tampil ‘Jatayu’. Sebuah konsep tari jalanan dengan menggunakan egrang setinggi 1 meter tanpa pegangan oleh Wina Rezky Agustina.

“Jatayu sejatinya adalah simbol keprihatinan kami terhadap salah satu satwa endemik penghuni hutan-hutan Cianjur, yakni Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi),” papar Dika.

Padahal, kata dia, Elang Jawa sering dikenal sebagai perwujudan Burung Garuda dalam dunia nyata. Pemilik kekuasaan udara di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang kini terancam punah.

Wina Resky ‘Jatayu’ Agustina merupakan lulusan Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung 2021 Program Penciptaan dan Pengkajian Seni.  Pernah mengikuti International Dance Festival angkatan pertama 2008 Mengikuti Jakarta Berlin Art Festival di Jerman 2013. Selain sebagai koreografer/penari, aktif di beberapa kelompok teater diantaranya Mainteater Bandung, Titimangasa Foundation dan Teater Payung Hitam.

Memiliki pengalaman dalam berbagai garapan tari dan teater diantaranya CO Teater Tari Citraresmi, Koreografer Drama Musikal Gebyar 70th Regina Pacis 2018, Ronggeng Kulawu sebagai Koreografer 2018-2019, Teater Musikal Bulbul 2021 dan kini Founder Lokatmala Foundation.

Aktivitas yang sedang dilakukannya saat ini selain terlibat dalam Pembinaan di Kampung Budaya Jalawastu Brebes bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila – Republik Indonesia (BPIP RI) juga menjadi  tim Riset Floating Heritage Festival bersama ISBI Bandung 2021-2024.

Saat tampil memukau di acara helaran itu, Wina berkolaborasi dengan Sanggar Medalsari Karangtengah, Kecamatan Karangtengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.

Dihubungi terpisah usai menjadi penari di Helaran Budaya Cianjur, Wina memberikan alasan mengapa ia membawakan Jatayu dalam acara yang dihadiri sejumlah pejabat penting termasuk politisi dan budayawan di lingkungan Pemkab Cianjur itu.

“Berdasarkan catatan yang ada, Elang Jawa atau Jatayu dari Cianjur itu, kini tinggal beberapa ekor lagi. Ini harus kita jaga agar Burung Garuda itu bisa tetap lestari dan terbang di bumi Cianjur. Dan kami mencoba mengeksplorasi kegelisan ini melalui tari,” kata Wina yang juga Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Cianjur itu.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *