METROMEDIANEWS, BENGKALIS – Pulau Bengkalis merupakan Ibu Kota Kabupaten Bengkalis, kota bekas penjajahan Belanda yang masuk dalam daftar 111 pulau kecil terluar Indonesia sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 yang ditetapkan pada 2 Maret 2017, ternyata kini memiliki destinasi wisata baru yang cukup banyak di kunjungi para wisatawan.
Lokasi wisata yang dimaksud yaitu Hutan Mangrove desa Sebauk. Destinasi wisata yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri ini dapat di andalkan untuk mengobati kejenuhan dan kepenatan (sress-red) dari sibuknya aktivitas kerja sehari-hari.
Jarak Hutan Mangrove desa Sebauk dengan Kota Bengkalis hanya berkisar kurang lebih 10 Km dengan jarak tempuh menghabiskan waktu kurang lebih 17 menit, serta didukung akses jalan utama yang sangat mendukung.
Keindahan Hutan Mangrove desa Sebauk dapat kita nikmati dari aspek daratan (Hutan mangrove), aspek laut atau selat, maupun dari segi budaya sehingga destinasi wisata Hutan mangrove ini sangat bagus dijadikan rekomendasi tempat refreshing ketika berada di pulau Bengkalis.
Hutan yang sangat lebat dan menghijau ini telah didukung berbagai infrastruktur pendukung wisata, seperti jembatan yang membelah Hutan Mangrove dan pondok-pondok dibibir pantai tempat beristirahat bagi para pengunjung. Lebih dari itu, para pengunjung juga bisa memancing dan melakukan aktifitas lainnya sesuai dengan hoby dan kondisi alam.
Dihamparan pasir pantai, para pengunjung bisa melihat pemandangan yang tak biasa ditemukan ditempat lain, seperti puluhan rumah-rumah kecil yang berbaris rapi ditengah laut atau yang dikenal dengan nama Togok. Selain itu, para pengunjung juga bisa melihat aktivitas para nelayan yang sedang menjaring ikan atau udang di luat atau selat.
Togok merupakan rumah yang menjadi tempat para nelayan, khususnya para nelayan yang memasang pengerih (alat tangkap ikan dan udang) di laut. Rumah-rumah tersebut digunakan sebagai tempat menampung, menjemur dan mengolah ikan segar untuk dijadikan ikan asin. Selain Itu, togok juga dijadikan sebagai tempat menjemur udang dan juga sebagai tempat membuat belacan atau terasi atau product olahan lainnya.
Dalam upaya menjadikan Hutan mangrove sebagai destinatisi wisata, Pemerintahan Desa Sebauk, kelompok Masyarakat dan pemuda setempat beberapa tahun terakhir telah menunjukkan keinginan yang serius dan aksi nyata dalam mewujudkan Hutan mangrovenya sebagai destinasi wisata uggulan di Pulau Bengkalis. Namun sampai saat Ini kinerja dan hasilnya masih jauh dari kata maksimal.
Sekretaris Rumah Pengerakan Bangun Desa (RPBD) Izhar Syafawi SH mengatakan, Pemerintah Desa harus terus berjuang dalam membangun pariwisata Hutan mangrove desa sebauk Ini. Potensinya sangat Bagus. Namun Pemerintah Desa harus mampu membangun komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam hal Ini Dinas Pariwisata dan juga membangun komukasi dengan wakil rakyat yang ada Di DPRD agar peralihan potensi wisata Hutan mangrove menjadi yang sesungguhnya bisa berlansung lebih cepat.
“Jika Hutan mangrove desa Sebauk ini sudah jadi destinasi wisata yang bagus dan menjadi unggulan, maka saya yakin bahwa perekonomian masyarakat sekitar bisa sangat terbantu,” ungkap Izhar Syafawi, SH kepada MMN, Kamis (24/1/2019).
Sementara itu Zulkifli salah seorang petugas sungai Sebauk menyampaikan keprihatinannya atas kondisi hutan mangrove desa Sebauk pada saat ini memang mulai memprihatinkan karena jembatan-jembatan dan pondok peristirahatan yang dibangun pemerintahan desa mulai rusak dan akses menuju kebibir pantai masih mengharuskan para pengunjung melewati jalan tanah mengunakan kendaraan roda dua sekitar kurang lebih 400 meter.
“Harapan saya sebagai pemuda tenayan di 2019 ini, semoga pemerintahan Kabupaten Bengkalis memberikan dukungan penuh dengan memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan objek wisata Hutan mangrove disini agar memiliki daya saing yang tinggi. Apalagi Sudah banyak pejabat-pejabat besar yang datang ke lokasi,” tandasnya.
(Muhammad Alfindra)