Bandung – Indonesia merupakan pengirim jamaah haji terbesar di dunia dengan kuota mencapai 100,051 jamaah disusul
Pakistan 81,132 dan India 79,237 jamaah. Sehingga besarnya kuota haji tersebut harus diimbangi oleh berbagai persiapan, dukungan regulasi dan pelayanan yang lebih baik.
Demikian dikatakan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat menjadi narasumber Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) Provinsi Jawa Barat 2022 Angkatan II di Grand Sunshine Kabupaten Bandung, Minggu (13/11/2022).
Disebutkan Tubagus Ace Hasan Syadzily atau biasa disapa Kang Ace, ditengah-tengah negara pemilik kuota haji antara lain Mesir 35,375, Malaysia 14,306, Rusia 11,318 China 9,190 dan terkecil Ukraina dengan kuota haji hanya untuk 91 jamaah.
Penentuan jumlah kuota haji tersebut, kata Kang Ace, berdasarkan hasil keputusan KTT OKI pada tahun 1987 yang menyepakati tata cara penentuan kuota haji.
“Dalam KTT tersebut diputuskan kuota haji 1:1000, yaitu satu dari setiap seribu orang penduduk muslim suatu negara, berhak mendapatkan kursi jemaah haji,” sambungnya.
Menurut politisi yang dekat dengan kalangan pesantren itu, Partai Golkar melalui anggota DPR RI yang ada di Komisi VIII selalu memberi dorongan dan dukungan kepada Kementrian Agama (Kemenag) sebagai penyelenggara ibadah haji di tanah air agar terus memperbaiki pelayanan. Sehinga penyelenggaraan ibadah haji kedepan bisa semakin baik dan berkualitas.
Ia menjelaskan daftar tunggu jamaah haji reguler di Indonesia hingga kini telah mencapai 5.073.767 orang. Jumlah daftar tunggu jamaah haji itu belum termasuk dari daftar waiting list jamaah haji khusus yang jumlahnya mencapai 97.701 orang.
Kemenag, sebut Kang Ace, harus memberikan penjelasan kuota yang tidak terpenuhi, dari 100.051 kuota, terpenuhi 99.887 jamaah yang berangkat. Termasuk pelayanan di Masyair yang dirasa tidak seperti yang diharapkan.
“Pelayanan di Masyair, walaupun terjadi peningkatan (layanan) namun ini tidak sebanding dengan biaya yang diberikan,” ungkapnya dihadapan Kepala Kemenag Kab. Bandung, Abdulrohim dan puluhan peserta yang terdiri dari Kepala KUA dan penyuluh se-Kabupaten Bandung tersebut.
Menurut Kang Ace, sisa anggaran dari penyelenggaraan haji masih besar yakni Rp. 546 miliar. Kemenag juga harus mendorong terciptanya ekosistem ekonomi haji, yaitu bagaimana produk-produk Indonesia betul-betul bisa dimanfaatkan bagi jamaah haji Indonesia juga.
“Jadi jangan sampai misalnya sayur-sayuran dari Thailand, kemudian Ikan Patin dari Thailand, beras dari Vietnam. Jadi ini harus ada komitmen politik kita untuk mendorong agar haji ini kembali ke kita juga,” sebutnya.
Pihaknya kata Kang Ace akan terus mengawal agar pelayanan haji ini bisa semakin baik, seperti pada saat Jamarah dimana rentan sekali jamaah yang mengalami persoalan kesehatan bahkan meninggal.
Jamarah atau melempar jumrah adalah salah satu rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Kegiatan ini dilakukan dengan melempar batu-batu kecil ke sebuah pilar elips pipih yang ada di Mina.
Berdasarkan catatan media, selama fase puncak haji, sejak 8 Zulhijjah 1443 H atau 7 Juli 2022, ada 14 jemaah haji asal Indonesia yang wafat, baik di Makkah, Arafah, maupun Mina. Total terdapat 41 orang jemaah yang meninggal dalam penyelenggaraan tahun ini.
Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) melaporkan hingga hari ke-38 operasional haji di tahun 2015 misalnya, ada 380 jemaah wafat. Sementara pada 2016, ada 149 jemaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian mencapai 274 (2017), 154 (2018), dan 151 (2019).
(Red)