JAKARTA, MMN.CO – Ketua Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Komjen Pol Dwi Priyatno menjelaskan, angka pungutan liar berangsur menurun setiap bulannya sejak satgas dibentuk pada akhir Oktober 2016 lalu, namun paling banyak ditemukan di dalam pelayanan pendidikan.
Meski begitu, Dwi Priyatno tidak tahu secara pasti rincian jumlah laporan yang masuk ke pihaknya.
“Kami belum meneliti tapi cenderung adanya penurunan itu, laporan-laporan yang masuk cenderung menurun. Ada di bidang perizinan, di bidang penegakan hukum pasti ada, dan yang paling tinggi pendidikan,” kata Dwi kepada wartawan di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Kemanan, Jakarta, Senin (19/6/2017) siang.
[metaslider id=1723]
Menurut dia, semakin menurunnya pungutan liar di instansi pemerintahan menandakan bahwa pelayanan publik semakin baik. Hal itu sebagai jerih upaya Satgas Saber Pungli. Jenderal bintang tiga ini menyebut, terkadang pungutan-pungutan yang terjadi di bidang pendidikan dianggap bukan pungli. Namun hal itu tentunya harus sesuai aturan.
“Karena mungkin persepsi orang masih berbeda, tapi itu masih kita dalami kalau misalnya itu bukan pungli. Contohnya ketentuan komite sekolah, itu juga kita tidak tindak, kita serahkan ke instansi terkait. Juga harus ada percepatan dalam pencegahan, misalnya membangun sistem yaitu dengan IT seperti e-tilang, e-Samsat, itu kan transaksional,” papar pria yang juga menjabat Irwasum Polri ini.
Dia berharap masyarakat dan para pegawai bisa menjaga dirinya untuk menolak melakukan pungutan liar, baik pemberi maupun penerima. Sehingga, ke depan tidak ada lagi pungutan liar. Hingga saat ini Saber Pungli sudah melakukan OTT sebanyak 856 kali. Kasus pungli yang diungkap oleh Tim Saber Pungli bahkan sudah ada yang dilimpahkan ke pengadilan dan sudah dijatuhi vonis oleh hakim. (dr/jns)