MMN.co, Cianjur – Keberadaan kesenian tradisional Wayang Gejlig atau yang disebut Sandiwara Bobodoran Sunda di Kampung Adat Miduana, desa Balegede, kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat, sudah berada sejak tahun 1980, sehingga kini usia keberadaannya menginjak 50 tahun.
Diera tahun 1980 kesenian wayang Gejlig masih diminati dan banyak diundang oleh warga untuk acara pentas hajatan, namun dengan seiringnya jaman keberadaan kesenian tradisional ini kini sudah hampir mau punah dan para pemainnya pun semakin mengurang. Seperti halnya kesenian sandiwara sunda grup Gending Ka Wangi atau yang disebut Wayang Gejlig asal Kampung Miduana kini hanya menyisakan 5 orang pemeran.
Abah Ikih (58) salah seorang pemeran Wayang Gejlig Gending Ka Wangi mengatakan, kesenian tradisional Wayang Gejlig ini sejak tahun 1980 sudah ada, dan sekarang usianya sudah hampir 50 tahun lebih.
“Waktu itu pemerannya melibatkan 20 orang setiap kali manggung. Kalau sekarang tinggal menyisakan 5 orang lagi karena keberadaannya sudah mulai punah diera modernisasi seperti sekarang,” katanya.
Seiring dengan jaman, keberadaan kesenian Wayang Gejlig di Kampung Miduana sekarang sudah kurang diminati lagi.
“Dimasa kejayaannya pada tahun 80an rombongan kami kesenian Wayang Gejlig atau yang disebut Bobodoran Sandiwara Sunda sudah manggung keluar desa bahkan sampai keluar kecamatan,” jelasnya.
Sementara itu Rustiman (62) selaku Dewan Adat Kampung adat Miduana menjelaskan, keberadaan Kesenian Wayang Gejlig di Kampung adat Miduana sudah ada sejak dulu pada tahun 1980 masih eksis.
“Seiring dengan jaman yang sudah modern jadi peminatnya sudah mulai berkurang, selain itu alat-alat keseniannya kondisinya sudah pada lapuk tua tidak layak pakai dan habis dimakan rayap. Belum lagi para pemainnya yang kini makin berkurang seperti ada yang sudah meninggal, ada juga yang pindah tempat dan sudah pada tua-tua usianya,” katanya kepada MMN.co, Rabu (1/6/2022).
Rustiman berharap semoga dinas terkait bisa membantu anggaran untuk kebutuhan peralatan Kesenian Wayang Gejlig tersebut.
“Sehingga keberadaan Kesenian Wayang Gejlig di Kampung Adat Miduana bisa dipertahankan keberadaannya, karena ini merupakan kearifan lokal budaya peninggalan jaman orang tua dulu yang masih tersisa,” harapnya.
(Jay)