MetroMediaNews.co – Keberadaan Goa Kelelawar atau dikenal dengan nama “Goa Masigit” yang berada dikawasan Gunung Rompang, Kampung Garungang, Desa Naringgul, Cianjur Selatan, masih menyimpan banyak misteri. Hingga saat ini keberadaan Goa Masigit belum diketahui secara pasti tentang sejarah dan asal usulnya.
Selain keindahan alamnya yang masih alami, beragam cerita mistik dan misteri tentang keberadaan Goa Masigit pun kian hangat jadi perbincangan masyarakat setempat.
Keberadaan Goa Masigit yang terkesan angker pun segera ditepis oleh Zenal Aripin (41) atau yang biasa disapa Ustad Jejen. Bahkan Ustad Jejen pernah berada didalam goa selama tiga bulan untuk mengkhatamkan Al Quran pada tahun 2004.
Setelah mendengar adanya keberadaan Goa Kelelawar atau Goa Masigit di kawasan gunung Rompang mendorong Ustad Jejen untuk menghapal Al Quran didalam goa tersebut.
“Awalnya saya mendapat kabar dari salah satu warga bahwa dibawah bukit ada gua yang disebut Gua Kelalawar atau Gua Masigit, dan hati saya terdorong untuk menghapal A Quran disana,” ujar Ustad Jejen kepada MMN.
Setelah survei selama satu hari ditemani Dadan salah seorang warga yang mengetahui keberadaan lokasi goa tersebut, satu mingu kemudian Ustad Jejen mempersiapkan peralatan secukupnya untuk bisa dibawa kedalam gua.
“Setiap harinya saya memasak dan melaksanakan Sholat dan menghapal Al Quran didalam gua. Didalam goa ada tempat untuk berwudhu sebab ada aliran air, dan ada tempat bisa untuk menghapal Alquran,” katanya.
Tujuan Ustad Jejen untuk masuk ke goa dan menginap selama 3 bulan hanya ingin menghapal Al Quran dan ingin membuktikan keangkeran dari mitos yang dibicarakan banyak warga.
“Alhamdulilah saya khatam yang paling utama tujuan inti ingin fokus menghapal Al Quran, serta tujuan yang paling inti saya ingin membuktikan mitos dari warga bahwa di goa itu sangat angker,” tuturnya.
Ternyata setelah dibuktikan oleh Ustad Jejen, menurutnya keberadaan goa tersebut aman untuk dihuni oleh manusia asalkan tujuannya untuk beribadah dan bukan ranah kemusyrikan atau pemujaan.
Ustad Jejen menambahkan, pada saat masuk kedalam goa dirinya sempat melihat binatang atau hewan yang baru pertama kali dilihat dan sangat menyeramkan. Namun binatang itu tidak menyerangnya dan hanya menunjukkan keberadaannya saja.
Dimalam kedua Ustad Jejen merasakaan takut yang luar biasa, kemudian dirinya membaca Ashabul Kaphi yang tercantum didalam Al Quran dan bertawasul meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Kemudian dimalam ketiga Ustad jejen bermimpi didatangi oleh beberapa hewan kerbau yang sangat ganas yang akan membunuhnya. Tiba-tiba datang seseorang yang meyerupai Solihin (teman Ustad Jejen – red) menyembelih kerbau-kerbau itu dan dari setiap tetesan darah kerbau itu tiba-tiba berubah dan berbentuk manusia setengah badan dan bertaring yang kesemuanya itu mau menerkam dan mau membunuh saya.
“Menurut orang kampung dulunya gua itu pernah dijadikan sesembahan oleh orang-orang yang menganut kepercayan. Selain itu ada suara yang mirip kuda didalam goa, segera saya ambil batu dan saya lempar ketempat berasalnya suara itu dan langsung hilang,” ucapnya.
Menurut warga sekitar jika terdengar suara kuda itu adalah suara ular Kuda. Namun dikatakan Ustad Jejen dari pengalamannya didalam goa yang paling terkesan dan saya rindukan sampai sekarang adalah kejadian saat saya dalam keadaan setengah mimpi didatangi tiga orang kakek-kakek yang satu memakai baju jubah putih, yang kedua memakai jubah hijau dan yang ketiga memakai jubah hitam.
“Setelahnya kedatangan tiga orang kakek tersebut saya merasa lega dan semakin semangat untuk menghapal Al Quran. Alhamdulilah saya hatam Al Quran, itulah pengalaman saya mengenai seputar keberadan gua tersebut,” papar Ustad Jejen.
Ustad Jejen berharap kedepannya Goa Masigit atau Goa Kelelawar dikawasan gunung Romapang oleh Pemkab maupun Pusat dijadikan tempat wisata gua atau tempat wisata Religi.
(Jay)