METROMWDIANEWS.CO – Korban hanyut terseret arus sungai Cibala, pada Selasa (6/3), Ikhah (55) dan Enan (50) warga Desa Ciguha Kecamatan Sukanegara, Cianjur Selatan, sampai saat ini belum ditemukan dan diketahui keberadaannya.
Ade (50) suami Enan menyampaikan, bahwa harapannya agar jasad istrinya itu dapat ditemukan.
“Seandainya Allah SWT menakdirkan dan mengabulkan doa saya, maka ingin jasad istri saya ditemukan. Istri saya dimasa hidupnya seorang pekerja yang tidak mengenal lelah, jadi saya merasa kehilangan sekali. Terima kasih atas semua pihak yang telah membantu mencari keberadaan istri saya,” ujarnya.
Camat Sukanegara Pirman Edi bahwa dirinya membenarkan hingga saat ini kedua korban belum dapat ditemukan.
“Hingga saat ini kami masih terus melakukan penyisiran dengan bantuan petugas gabungan. Namun situasi kondisi sungai saat ini masih kurang kondusif karena arus sangat deras disertai hujan, hingga sampai saat ini belum ada hasil yang maksimal,” jelas Camat Sukanegara kepada MMN saat dihubungi via telepon, Sabtu (10/3).
Ia menambahkan, semoga kedepannya kedua korban dapat diketemukan jasadnya.
“Alhamdulillah… kami bersama rekan desa Ciguha telah dapat memberikan suport kepada pihak keluarga yang Insyaalloh dengan adanya musibah ini dapat diterima dengan kesabaran dan keikhlasan,” katanya.
Lebih dari itu, Pirman Edi menghimbau kepada warga masyarakat jika membuat jembatan secara pribadi lebih memperhitungkan secara maksimal bahan materialnya. Menurutnya, hampir setiap lokasi warga membuat jembatan sendiri atas perakarsa sendiri dengan bahan seadanya, termasuk jembatan yang rusak yang diterjang arus sungai Cibala pada Selasa (6/3) kemarin itu merupakan jembatan yang dibuat oleh warga sekitar dengan jarak lebar sungai antara 3 s/d 5 meter.
“Tentunya dalam hal ini jembatan buatan warga kurang maksimal sehingga hal ini tidak menjamin keselamatan. Saya berharap agar jembatan yang perlu dibangun oleh pemerintah yaitu jembatan penghubung desa yang sifatnya jembatan publik,” ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan Kasie Kedaruratan BPBD Cianjur Rokhmat SH menjelaskan, bahwa pihaknya bersama rekan-rekan Tim BNPBD, BASRANAS, TNI, POLRI, TAGANA, Kecamatan, Desa dan Organisasi kemasyarakatan sudah semaksimal mungkin dalam melakukan pencarian dan penyisiran.
“Mendapat laporan dari Kecamatan kami langsung terjun melakukan pencarian dan penyisiran mulai dari sungai Cibala sampai ke ujung hinga sungai Cibuni Kadupandak, dilanjut sampai ke ujung sungai Waringinsari Takokak. Kendalanya pertama cuaca yang sangat ekstrim kemudian debit air besar dan deras, terutama medan yang sangat berat dan banyak Curug dan bebatuan, jadi kami menurunkan tem Ahli sehingga pihak BPBD tidak bisa menurunkan alat-alat yang canggih sehingga hanya menurunkan alat-alat manual,” terangnya kepada MMN, Minggu (11/3).
Rohmat mengatakan, dirinya sudah berkordinasi dengan pihak keluarga korban, seandainya dalam jangka waktu 7 hari tidak diketemukan maka minta di ikhlaskan, sebab pihak BPBD Cianjur sesuai aturan hanya bisa menangani tangap darurat batas waktu hanya 7 hari, hingga hari ke 6 Mingu (11/3).
“Kami beserta rekan-rekan sudah maksimal dalam upaya pencarian dan penyisiran jasad korban tapi belum dapat diketemukan,” pungkasnya.
(Jay|Em)