Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
HOME

Melejitnya Stok si Melon di Cimahi

×

Melejitnya Stok si Melon di Cimahi

Sebarkan artikel ini
58 Pengunjung

MMN.CO, (CIMAHI) –  Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Cimahi menyatakan, bahwa kuota gas LPG 3 kg bagi Kota Cimahi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. 

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2016 saja Kota Cimahi mendapatkan jatah mencapai 6.399.333 tabung gas, kemudian meningkat ditahun 2017 menjadi 6.570.333 tabung.

Sementara, dalam satu bulan, kuota yang didapat ditahun 2016 mencapai 533.278 tabung, sedangkan tahun 2017 mencapai 547.528 tabung. “Secara kuota masih mengikuti kebijakan pertamina. Kuota 2017 ada peningkatan dari tahun 2016 sekitar 10 persen,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kota Cimahi, Muhammad Sutarno, Kamis (04/05).

Sutarno menegaskan, kuota gas sebanyak itu semestinya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Cimahi. “Harusnya mencukupi dengan jumlah penduduk sekitar 60 ribu jiwa,” katanya.‎

Sejauh ini, lanjut Sutarno, belum ada lagi informasi mengenai kelangkaan gas. “Aman, paling kalau ada kelangkaan pasti ada informasi,” tuturnya.

Menurut Sutarno, sebetulnya masalah kelangkaan tersebut, di Kota Cimahi harusnya tidak terjadi jika melihat kuota gas yang ada. Namun, selama ini pemanfaatan gas bersubsidi itu memang tidak tepat sasaran.

Semestinya, tegas dia, Si Melon tersebut diperuntukan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan Rp 1.500.000 ke bawah. Tapi kenyatannya, masih banyak masyarakat berpenghasilan lebih yang menikmati gas 3 kg tersebut.

“Kalau masih ada kelangkaan, harus dipertanyakan. Harusnya penggunan itu Rp 1,5 ke bawah. Tapi omset yang besar banyak yang menggunakannya,” tandas dia.

Menyangkut soal kebutuhan gas jelang bulan ramadhan, Sutarno memastikan stok aman. Hanya saja, jika berkaca dari tahun sebelumnya, permintaan gas meningkat jelang lebaran.

“Biasanya meningkat jelang lebaran karena ada hari libur panjang. Kelangkaan jarang tapi kebutuhan lebih meningkat,” katanya.

Soal harga, Sutarno menjamin tidak akan ada kenaikan. Sebab, Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah ditetapkan.

Harga di agen ialah Rp 14.750, sedangkan harga di pangkalan Rp 16.500. Sementara harga tolerasni di pedangang itu maksimal hanya sampai Rp 20.000. Jika lebih dari, artinya ada permainan di tingkat bawah.

“Kepanjangan tangan masih banyak. Jadi, harganya mahal. Seharusnya maksimal harga tolernasi sampai Rp 20.000,” tegasnya. (Fey)‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *