“Dayu hanya bisa pasrah meratapi nasibnya, setelah terjatuh dari pohon aren dan mengalami kelumpuhan“
CIANJUR, METROMEDIANEWS.CO – Tak pernah terbayangkan oleh Dayu (47) warga Kp. Cikondang RT 03/02, Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bahwa dirinya harus menghadapi kenyataan pahit dengan mengalami kelumpuhan dikedua kakinya. Sudah enam tahun Dayu mengalami kelumpuhan dikedua kakinya akibat terjatuh saat bekerja sebagai petani penyadap gula aren beberapa waktu silam.
Hingga kini Dayu hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Untuk kebutuhan sehari-hari saja Dayu hanya bisa berharap dari usaha serabutan istri dan anaknya.
Sebelumnya Dayu yang memiliki enam orang anak adalah seorang pekerja keras yang bekerja sebagai petani penyadap gula aren. Kejadian menggenaskan ini terjadi tahun 2011 lalu saat dirinya mengambil air nira dari pohon aren terjatuh hingga tak sadarkan diri.
“Sebelum mengalami kelumpuhan, saya adalah petani penyadap gula aren. Pada saat bekerja saya terjatuh hingga tak sadarkan diri dan beruntung ada tetangga yang melihat dan menolong,” ungkap Dayu dengan nada sedih kepada METROMEDIANEWS.CO di kediamannya, Rabu (23/8).
Dari peristiwa naas itu berdampak pada kedua kakinya yang sampai saat ini mengalami kelumpuhan total. Padahal berbagai upaya pengobatan tradisional terus dilakukan untuk penyembuhan kedua kaki Dayu.
Sebenarnya pada waktu kejadian saya terjatuh para tetangga menyarankan untuk segera dibawa ke dokter untuk pengobatan namun karena faktor ekonomi akhirnya Dayu dan keluarga hanya bisa pasrah dan menerima nasib.
“Boro-boro buat berobat ke Rumah Sakit pak… buat makan saja saya bingung, untuk sementara ini kebutuhan saya.dari anak dan istri yang mencari nafkah secara serabutan,” ucap Dayu.
Kini Dayu hanya bisa pasrah dan menerima nasib. Dirinya hanya bisa berharap dari istri, anak dan belas kasihan dari para tetangganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ironisnya sejak kecelakaan terjatuhnya Dayu dari pohon dan mengalami kelumpuhan sejak 2011 lalu sampai saat ini belum ada perhatian dari Pemerintah Daerah maupun Pusat.
“Saya berharap diberi kesembuhan, namun seandainya tuhan berkata lain semoga saja Pemerintah bisa membantu saya memberikan tempat usaha yang bisa saya lakukan dalam keadaan lumpuh untuk menafkahi anak istri saya,” katanya.
Dikatakan Dayu dirinya kerap merasa sedih ketika tidak mampu menafkahi anak dan istrinya. Apalagi anak bontot dari Dayu masih duduk dibangku sekolah dasar.
Sementara itu Andi Kurniawan (30) tetangga Dayu menyampaikan turut prihatin atas keadaan dan kondisi tetangganya saat ini. “Saya merasa prihatin dan kasihan melihat Dayu, mau buang air besar dan kecil jalannya itu ngesod. Sampai saat ini tetangga terdekat saling bantu tapi itupun hanya sekedar meringankan beban Dayu,” terang Andi.
Pantauan METROMEDIANEWS.CO untuk menuju kediaman Dayu harus menempuh jarak tiga Kilo Meter dengan kondisi jalan yang bertebing dan curam, serta hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.(Jay)