Metromedianews.co – Mungkin jika nasib bisa ditukar, ibu Miah (60) ingin sekali menukar nasibnya menjadi lebih baik dan tidak ingin mengalami kesulitan hidup tanpa bantuan dari siapapun.
Betapa tidak semenjak suaminya meninggal beberapa Minggu lalu, kehidupan ibu Miah semakin terpuruk. Meskipun saat suaminya masih ada, kehidupan keluarganya jauh dari kata sederhana.
“Buat hidup aja saya hanya menggantungkan dari kerja serabutan almarhum suami. Ditambah saya bekerja sebagai buruh perkebunan di sekitar rumah. Apalagi sekarang tanpa ada suami dan harus menghidupi 7 anak,” ujarnya lirih.
Untuk diketahui, almarhum suami ibu Miah, meninggal akibat sakit yang dideritanya selama 1 tahun lebih. Yang membuat miris, selama sakit, almarhum suami ibu Miah tidak belum pernah dibawa ke rumah sakit karena tida punya BPJS.
“Jikapun berobat paling ke klinik saja itupun juga dibantu anak-anak dan tetangga,” ujar warga Kampung Kebon Jengkol RT 02/04 Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.
Padahal, kata ibu Miah, dirinya dan keluarga sempet meminta bantuan kepada aparat desa, tapi belum ada respon, keadaan kehidupan bu Miah selama pak basri almarhum suaminya sakit sangat lah memperihatinkan untuk hidup sehari hari.
Ibu Miah menjadi buruh perkebunan dan itu pun tida setiap waktu ada hanya kalau panen dan nanam sayuran saja.
Keadaan rumah ibu Miah jauh dari kata layak, rumah yang ditinggalinya terbuat dari dinding bilik bambu dan genteng yang sudah banyak tambalan dan bocor. Sedangkan lantainya masih beralaskan tanah. Untuk memasak, ibu Miah hanya menggunakan tungku kayu basah.
Di rumah ibu Miah tidak ada magicom, kulkas dan kompor gas atau alat dapur yang modern. Bisa dikategorikan rumah ibu Miah termasuk rumah yang kurang sehat, didepan rumah ada kali kecil yang kotor. Karena itu, ibu Miah sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah agar bisa bertahan hidup bersama 7 anak-anaknya.(Red)