Puluhan tahun tak pernah mendapat bantuan, Pasturi menempati gubuk reyot dan kondisinya memprihatinkan
METROMEDIANEWS.CO – Belum meratanya bantuan RUTILAHU (Rumah Tidak Layak Huni) diwilayah provinsi Jawa Barat, khususnya di Cianjur Selatan harusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Daerah.
Masih adanya warga masyarakat yang belum mendapat bantuan Rutilahu atau PKH, padahal secara kategori warga tersebut kondisi sudah sangat memprihatinkan. Dalam hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pemerintah Desa dalam mendata ataupun memberikan bantuan tepat sasaran.
Seperti dialami Pasutri (pasangan suami istri) warga Desa Baleggede, bahwa diketahui sudah puluhan tahun keluarga Arip tinggal digubuk yang tidak layak huni dan kondisinya memprihatinkan.
Arip, warga Kampung Babakan RT 01/01 Desa Baleggede, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, tinggal di gubuk reyot berukuran 4X5 M serta berdindingkan bilik yang rapuh dan bolong. Belum lagi atap jika musim hujan bocor menjadi langganannya.
Gubuk reyot itu merupakan peninggalan orang tuanya dan kini menjadi tempat tinggalnya. Ironisnya, hingga saat ini belum pernah mendapatkan bantuan baik dari pemerintah Daerah atau Pusat, seperti bantuan Ruitlahu, PKH dan yang lainnya.
Desi Angraeni (30) Istri dari Irpan mengatakan, bahwa dirinya belum pernah mendapat bantuan Rutilahu atau PKH.
“Kalau gak usaha sendiri mah gak bakalan makan Pak…, seharai-hari suami saya kerja di ladang orang dan saya usaha kecil-kecilan untuk tambah penghasilan suami. Anak sudah sekolah kelas 1 SD, boro-boro buat bangun rumah buat makan aja susah,” ungkap Desi kepada MMN dikediamannya, Senin (7/5/2018).
Desi menambahkan, dirinya berharap semoga ada bantuan karena ingin memiliki rumah yang layak.
“Kalau musim hujan pasti bocor, belum lagi dinding bilik sudah pada bolong Pak. Kami juga ingin mendapatkan Rutilahu atau PKH dan Rasta beras dari pemerintah,” harapnya.
Hal yang sama dikatakan tetangganya Rohyan (35) bahwa keluarga Irpan dari dulu belum pernah mendapat bantuan. “Setahu saya Irpan orang nya pekerja keras dan puluhan tahun menempati rumah yang sudah Reyod (mau rubuh-red),” ujarnya.
Pantuan MMN di lapangan, ada dua rumah yang dihuni dua pasutri yang kini kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak layak huni, salah satunya adalah rumah milik Arip.
Penulis: Jay
Editor: Dedy