MetroMediaNews.co|Cianjur – Perusahaan Gula Semut Murni (GSM) milik Odang Rohmat, warga Kampung Tegal Bungur RT 1/5, desa Wanasari, kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat, keberadaannya saat ini di masa pandemic Covid-19 sangat membantu masyarakat sekitar, terutama warga yang saat ini tidak bekerja akibat dampak Covid-19. Saat ini ada sekitar 8 orang pekerja yang rata-rata tetangga dan kerabat yang bekerja di pabrik SGM.
Odang Rahmat selaku pemilik pabrik GSM menuturkan, selain melakukan usaha sebagai produsen gula aren dirinya ingin memberdayakan warga sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan dengan mengutamakan warga sekitar.
“Alhamdulillah saat ini ada sekitar 8 orang pekerja yang merupakan terdampak pandemic Covid-19 akibat dipulangkan dari tempat kerja sebelumnya,” ujar Odang kepada metromedianews.co, Sabtu, 23 Januari 2021.
Ia menjelaskan, usahanya tersebut baru berjalan 1,5 tahun. Meskipun dengan modal yang pas-pas an, namun dikelola dengan serius dan managemen yang baik, akhirnya hingga saat ini dapat memberdayakan warga sekitar.
“Tujuan utama adalah ingin meningkatkan sumber daya para petani gula aren, khususnya di desa Wanasari, umumnya di Naringgul,” ucapnya.
Lanjut Odang, ia berimprovisasi bahwa gula aren dengan cara dibuat seperti gula semut maka hasilnya akan lebih bagus. Dan ternyata minat dan respon masyarakat di pasaran sangat tinggi.
“Dipasaran ternyata hasilnya bagus dan harganya meningkat lebih mahal gula semut dibandingkan dibikin gula aren toros. Harga pasaran untuk gula aren toros paling tinggi mencapai Rp12 ribu, tapi kalau dibikin gula semut harga pasaran mencapai Rp18 ribu dan kadang bisa lebih,” terangnya.
Saat ini dengan adanya 8 orang pekerja, Odang dalam sehari memproduksi bisa menghasilkan 350 kilogram atau 3 kwintal. Untuk pemasarannya sendiri produk GSM sudah sampai di Kota/Kab Bandung dan Bekasi.
“Semoga kedepanyan perusahaan kami bisa lebih maju lagi, sehingga kami bisa terus memberdayakan warga masyarakat sekitar yang kondisinya saat ini ekonomi sedang dalam keadaan sulit akibat dampak pandemi Covid-19,” jelasnya.
Lebih dari itu Odang berharap kepada pemerintah daerah, kabupaten, provinsi dan pusat untuk dapat merangkul dan sinergi kepada para pengrajin kecil agar dapat menjalankan usahanya lebih baik lagi.
“Saat ini minat masyarakat untuk produksi gula semut sangat tinggi dipasaran. Bahkan kami terkadang sampai tidak bisa memenuhi pesanan karena keterbatasan produksi. Saat ini kami memproduksi gula semut masih secara manual,” katanya.
“Ya semoga saja peluang usaha yang sangat potensi, baik dari segi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat ini dapat perhatian dari pemerintah khususnya UMKM dengan memberikan modal baik berupa fisik dan non fisik terutama mesin untuk memproduksi gula semut,” tandasnya.(Jay)