Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
Cianjur

Rakerda Golkar dan Peresmian KIB Kabupaten Sukabumi, Kang Ace : Sudah Saatnya Presiden 2024 adalah Orang Sukabumi

×

Rakerda Golkar dan Peresmian KIB Kabupaten Sukabumi, Kang Ace : Sudah Saatnya Presiden 2024 adalah Orang Sukabumi

Sebarkan artikel ini
52 Pengunjung

Metromedianews.co, Sukabumi – Sudah saatnya pada Pemilu 2024 orang Sukabumi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, siapa dia?. Dialah Airlangga Hartarto Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga kini menjabat sebagai Menko Perekonomian.

Demikian dikatakan, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Partai Golkar dan Peresmian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Kabupaten Sukabumi di Hotel Pangrango Sukabumi, Sabtu (6/8/2022).

Dihadapan Ketua DPD Partai Golkar Kab. Sukabumi, Marwan Hamami  yang juga Bupati Sukabumi, Tubagus Ace Hasan Syadzily yang biasa disapa Kang Ace, menegaskan, sudah waktunya Golkar kembali menang di Kabupaten Sukabumi.

“Sudah saatnya Golkar Kabupaten Sukabumi mengulang sejarah Pemilu 2024, dimana saat itu  berhasil menang dengan memiliki 17 kursi di DPRD Kabupaten Sukabumi. Padahal saat itu Golkar tengah ditinggalkan dan dijauhi oleh kondisi politik pada saat itu,” kata Kang Ace.

Karena itu kata Kang Ace, rakerda partai bukan forum biasa-biasa. Rakerda harus berhasil melahirkan target yang jelas dengan langkah konsolidasi yang terukur hingga ke basis paling bawah.

“Semua mesin partai harus  kita hidupkan. Waktu kita hanya 553 hari lagi menjelang Pemilu Legislatif dan Pilpres 14 Februari 2024,” jelas Kang Ace.

Airlangga Pituin Sukabumi

Selanjutnya, kata Kang Ace, sebagai putra pituin (asal, red) Sukabumi, sudah sepatutnya Airlangga Hartarto mendapat dukungan dan menjadi kebanggaan warga Sukabumi.

“Sudah saatnya orang Sukabumi menjadi Presiden,” sambung Kang Ace yang didampingi Ketua Harian DPD Partai Golkar Jabar, Daniel Muttaqien, Wakil Ketua Bidang Penggalangan Khusus, Deden Nasihin, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Yod MIntaraga dan pengurus serta fungsionaris Gokar Jabar lainnya.

Kemampuan yang dimiliki Airlangga Hartarto, jelas Kang Ace, tidak kalah pamor dibanding calon presiden lain yang kini beredar. “Hanya saja Pak Airlanggga bukanlah figur yang mengedepankan pencitraan, tetapi lebih merupakan seorang figur teknokrat yang bekerja 24 jam untuk bangsa ini,” katanya.

Karenanya, sebut Kang Ace, tak ada alasan untuk tidak memperjuangkan Airlangga Hartarto menjadi presiden Republik Indonesia.

“Apa kurangnya ketua umum kita ini dibandingkan dengan nama-nama Capres yang selama ini beredar? Dari segi kompetensinya, dari segi kapasitas teknokrasinya, dari segi pengalamannya,” ujar Ace dihadapan sekitar 263 peserta Rakerda dan tamu undangan lainnya termasuk dari pimpinan partai anggota KIB Kab. Sukabumi.

Seperti diketahui, Airlangga merupakan salah satu cucu dari tanah sunda seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Sukabumi Jawa Barat, yakni R.H. Didi Sukardi. Nama Didi Sukardi diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Sukabumi.

Airlangga sendiri adalah putra dari R. Hartini Sukardi (putri Didi Sukardi) dan Hartarto Sastrosunarto. Masyarakat Sukabumi dan Jawa Barat  menganggap Didi Sukardi sebagai pejuang yang berjasa dalam peningkatan taraf hidup rakyat Sukabumi di zamannya.

Menurut artikel dari Dr. Yuda Benharry Tangkilisan yang berjudul “R.H. Didi Sukardi and The Negara Pasundan: A Nationalist In The Federal State During The Indonesia Revolution 1945-1949”, kakek Airlangga itu merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh terutama bagi Sukabumi.

Didi Sukardi juga dikenal sebagi tokoh Sukabumi pada saat masa revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. Dia merupakan tokoh nasionalis di kancah negara federal. Ini dapat dilihat dari pemikiran nasionalistik yang terdapat dalam pidato-pidatonya.

Didi Sukardi sendiri awalnya seorang pengusaha perkebunan. Akhir tahun 1920, dia juga menjadi Dewan Kabupaten Sukabumi.

Sebelum kedatangan Jepang, Didi Sukardi sempat menjadi pemimpin dari Partai Indonesia Raya dan juga Gabungan Partai Politik Indonesia (GAPI). Ketika zaman pendudukan Jepang, dia menjadi petugas penghubung dari Pembela Tanah Air (PETA).

(Jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *