MMN.co, Jakarta – Sekjen PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) Fachrul Razi mengecam keras dan menyayangkan aparat penegak hukum saat penangkapan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke tidak dilakukan tanpa prosedur hukum.
“Saya marah betul dengan peristiwa hari ini dan juga video yang menunjukkan bagaimana Saudara Wilson diperlakukan tidak manusiawi ibarat teroris dan menjadi musuh bersama aparat,” ungkap Fachrul Razi dalam keterangannya melalui voice note yang diterima awak media, Minggu (13/3/2022).
Razi menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur damai, atau dengan cara- cara sesuai aturan hukum.
“Kita tidak mau ada pihak- pihak yang memboncengi penegak hukum sehingga proses penangkapan Saudara Wilson dilakukan tanpa prosedur hukum,” ucapnya.
Lanjut Razi, dirinya sangat menghargai aparatur negara, menghargai kepolisian dan dia juga menghargai teman- teman yang ada di Lampung, khususnya Lampung Timur. Namun penegakkan hukum harus ditegakkan bukan berarti melakukan tindakan dengan cara kekerasan.
Dia juga memaklumi psikologis Saudara Wilson yang di lapangan karena lelah, letih dan juga kecapean sehingga beliau berada dalam kondisi yang tidak terkontrol.
“Saya minta pada seluruh pengurus dan anggota untuk menahan diri dan sabar, tidak gegabah dan tidak terprovokasi, dan kita sedang menyaksikan proses penegakan hukum yang dirusak oleh oknum-oknum. Perlu kita ketahui bahwa di atas langit ada langit, di atas pangkat ada pangkat, di atas jabatan ada jabatan,” tegasnya.
“Mereka tidak akan lama duduk di sana karena semua ada masanya. Kesabaran kita adalah ujian bagi PPWI. Kekompakan kita adalah modal untuk kita terus solid dan tidak terprovokasi dengan apapun,” tambahnya.
Razi meminta kepada teman-teman untuk bisa menahan diri dan hadapi secara baik-baik. Kalau ini bisa diselesaikan secara musyawarah dan damai, mari diselesaikan. Tapi kalau ini tetap dilanjutkan, maka akan di lanjutkan sampai proses hukum ditegakkan seadil-adilnya.
“Saya yakin betul, peristiwa ini tidak terlepas dari pemberitaan yang ada di Lampung, kasus- kasus yang diangkat teman-teman,” terangnya.
Semua peristiwa ini akan kita respon dengan cerdas. Selagi ada waktu untuk rekonsiliasi dan menempuh dengan jalur damai kita memiliki ruang untuk teman-teman (oknum petugas) yang melakukan kekerasan terhadap Wilson.
“Apabila tidak ada jalur lain dan Saudara Wilson akhirnya dikriminalisasi, diproses secara hukum, bahkan dipenjara maka kita akan tempuh jalur selanjutnya di jalur hukum dan jalur politik. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga,” tandasnya.
(Dera)