Metromedianews.co – Mohammad Badrus Sholeh, 28 tahun, menceritakan bahwa dirinya mengenal dunia pencak silat sejak usianya masih kecil, dan kebetulan kedua orang tuanya juga seorang pesilat. Tetapi ia mulai masuk pencak silat ketika duduk di SMP saat usianya sekitar 12 tahun. Atas arahan kedua orang tuanya dirinya masuk organisasi pencak silat PSHT.
“Saat itu kalau tidak salah sekitar tahun 2009 saat sekolah SMP dan hanya ikut latihan biasa. Dan itupun juga belum mengenal tentang prestasi, pokoknya ikut latihan saja karena saya memang menyukai,” ujar Badrus panggilan akrabnya kepada metromedianews.co, beberapa waktu lalu.
Pemuda berperawakan putih dan tinggi itu melanjutkan ceritanya, bahwa saat duduk di bangku SMA setelah wisuda dari latihan PSHT (dia menyebutkan di “SAH” kan), selanjutnya Badru mulai menekuni pencak silat prestasi. Hal tersebut atas saran dari senior yang pernah melatihnya karena melihat memiliki bakat dan talenta yang bisa ditekuni sebagai atlit.
Saat itu tahun 2012, ia ingat betul itu adalah pertama kalinya mengikuti kejuaran pencak silat antar perguruan Bupati Tulungagung Cup dan langsung juara pertama.
“Benar-benar tidak menyangka mas, pertama kali tanding di gelanggang dan juara satu. Padahal saya turun di kelas F remaja, kelas pertandingan yang sangat sengit persaingannya. Tapi alhamdulillah saya ketiban rejeki,” ungkapnya.
Pemuda tampan lulusan SMA Kauman Tulungagung ini kembali melanjutkan cerita bahwa, berawal dari latihan pencak silat dan menjadi hobi hingga akhirnya dia memutuskan untuk menekuni prestasi (tanding). Latihan demi latihan dia jalani. Buah dari ketekunannya dan disiplin dalam berlatih, saat duduk di bangku kuliah dirinya panen prestasi.
Saat itu pria kelahiran Kalidawir, Tulungagung tersebut pernah mendapat piala perunggu pada kejuaraan internasional PSHT antar mahasiswa “Second Internationalship” di UNS Solo.
Tak hanya itu, pemilik gelar Sarjana Teknik Sipil dari salah satu kampus di kota Kediri ini, saat mengenyam pendidikan kuliah dirinya juga sering di kontrak untuk menjadi atlit pencak silat baik oleh kabupaten-kabupaten maupun perguruan tinggi lain. Diantaranya adalah pernah di kontrak oleh Kabupaten Ngawi, Kabupaten Tuban, serta Kota Tangerang Jawa Barat.
Bahkan ia juga pernah di kontrak oleh UNAIR Surabaya untuk menjadi atlit nya di Kejurnas PERTI (Perguruan Tinggi) IPSI Nasional. Selain itu dirinya juga menceritakan karena dianggap membawa harum nama kampus, sehingga ia mendapatkan beasiswa selama pendidikan.
“Alhamdulillah selama kuliah, saya mendapat beasiswa,” ucapnya sambil tersenyum.
Pria kelahiran 28 tahun yang lalu yang sudah dikarunia satu orang putra ini juga menceritakan kesedihannya karena saat sedang suksesnya menjadi atlit, dirinya sempat mengalami cedera otot yang parah sehingga memaksanya harus berhenti sebagai atlit. Tepatnya sejak tahun 2018 pertengahan ia mengundurkan diri sebagai atlit pencak silat.
Akan tetapi meskipun berhenti dari keatlitan, jiwa juaranya tidak berhenti. Tahun 2021 pria yang sehari hari bekerja di Dinas Perumahan & Kawasan Permukiman Kab. Tulungagung ini mendedikasikan dirinya menjadi pelatih dan fokus melatih atlit-atlit muda.
Pendekar yang sudah mengantongi lisensi pelatih nasional dari Pimpinan Pusat PSHT tahun 2023 ini, sebagai pelatih juga panen prestasi di tahun 2023 kemarin. Beberapa diantaranya adalah:
1. Juara umum 2 remaja di UIN Maliki Malang (se-Jawa dan Bali).
2. Juara umum 2 pra remaja di UIN Maliki Malang (se-Jawa dan Bali).
3 Salah satu atlit pesilatnya berhasil menyabet sebagai pesilat terbaik putra UIN Maliki Malang (se-Jawa dan Bali).
4. Salah satu atlit pesilatnya berhasil menyabet sebagai pesilat terbaik putri UIN SATU Tulungagung (se-Jatim).
5. Dan yang terbaru di tahun 2024 ini, meraih juara umum 3 usia dini MATSANEGA CUP IPSI se-eks Karisidenan Kediri.
(Malik Hasim)