SUBANG, MMN.CO – Areal tanaman padi di Kecamatan Pagaden, Binong dan Cipunagara, Kabupaten Subang, di empat musim terakhir diserang hama wereng Batang Coklat. Lebih dari itu kondisinya diperparah dengan makin menyebarnya virus Kerdil Rumput dan Hampa yang merupakan bawaan dari hama tersebut.
Ketua Himpunan Alumni IPB Cabang Subang, Agus Masykur Rosyadi mengatakan, salah satu upaya membantu kesulitan petani, Himpunan Alumni (HA) IPB Subang bersama Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman dan LPPM IPB, serta didukung Dinas Pertanian Subang, menggelar kegiatan lapang “Reaksi Tanggap Darurat Wereng” di Desa Padamulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, belum lama ini.
“Kegiatannya berlangsung Jumat kemarin dihadiri petani perwakilan dari sembilan Kecamatan di Subang, Dinas Pertanian, Alumni IPB Subang dan warga setempat,” ujarnya.
Dikatakannya, kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk pelayanan konsultasi Klinik Tanaman bagi petani. Kemudian dialog petani, sekaligus penyerahan teknologi hijau pengendalian hama penyakit kepada petani.
“Teknologi hijau ini diharapkan bisa dikembangkan oleh petani,” katanya.
Kepala Departemen Proteksi Tanaman IPB, Suryo Wiyono, mengatakan IPB memiliki perhatian yang besar terhadap nasib petani dan pertanian. IPB berupaya mendorong kepercayaan diri dan keberdayaan petani dengan pengembangan teknologi murah, mudah dan adaptif bagi petani sebagai alternatif penyelesaian masalah.
“Data Klinik tanaman IPB, serangan hama wereng cukup dominan dan berdampak pada kerugian petani. Dari catatan, serangan hama wereng cokelat di berbagai daerah telah lima kali terjadi di antaranya tahun 1975, 1986, 1998, 2010 dan 2017.
Saya berharap acara ini bisa memberikan manfaat dan dampak bagi petani,” katanya.
Ketua Pelaksana, Ahmad Syifa Sidik memaparkan peserta utama yang hadir petani dari 9 Kecamatan di Subang, ada juga dari Kabupaten Indramayu dan Purwakarta yang memiliki permasalahan sama.
“Harapannya, acara ini bisa membangun kesadaran bersama antara petani, Dinas, Pemerintah, Praktisi, dan Akademisi bersama-sama bergerak mengatasi masalah wereng dan virus kerdil hampa,” ucapnya.
Yana yang juga Ketua Himpunan Alumni IPB Jawa Barat menyebutkan kegiatan ini bagian dari bakti Alumni IPB kepada dunia pertanian. Alumni IPB tetap berkiprah di masyarakat, dan tetap menjadi terdepan untuk kemajuan pertanian di Indonesia.
“Sudah seharusnya pertanian menjadi pilar kesejahteraan masyarakat, sehingga petani harus didukung oleh semua pihak agar bisa mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan mereka. Alumni IPB yang berlatar belakang berbagai keilmuan hadir dan berkontribusi di tengah masyarakat petani,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Subang mendeklarasikan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) di Desa Karangsari Kecamatan Binong, Rabu (5/7) lalu. Gerakan ditandai dengan penyemprotan obat secara serentak di tiga titik bersama petani setempat dibantu anggota TNI dari Danramil Binong.
Kepala Seksi Aneka Kacang dan Umbi Dinas Pertanian Subang Nana Supriatna menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan dari petani di beberapa Kecamatan mengeluhkan musim tanam lalu hingga tanam kali ini padinya diserang hama hingga menyebabkan menurunnya produksi bahkan gagal panen.
Guna meminimalisir penurunan produksi, Dinas Pertanian langsung merespons cepat. Gerakan pengendalian ini akan terus dilaksanakan ke beberapa desa lainnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
“Obat-obatan kami berikan gratis. Setiap laporan kami respons sesuai dengan ketersediaan obat yang diberikan kementerian,” ujarnya.
Setelah dicermati, tim Dinas Pertanian menyatakan hama yang menyerang di Desa Karangsari jenis wereng cokelat. Menurut Nana, hama wereng ini selalu ada setiap musim. Namun jumlah serangan hama pada akhir tahun 2016 hingga musim tanam kali ini kapastitasnya cukup tinggi.
“Sehingga diperlukan pengendalian secara serentak,” tegasnya.
Gejala ini, kata dia, harus diteliti lebih jauh