38 Pengunjung
MMN.CO, (BANDUNG) – Pendidikan ekosistem merupakan pendidikan yang melahirkan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Dalam timbal balik tersebut dipastikan akan mampu memunculkan nilai-nilai kebudayaan dalam masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Budayawan sekaligus Pemerhati Lingkungan Aat Soeratin dalam peringatan Hari Pendidikan dan Kebangkitan Nasional 2017 bertajuk “Kebangkitan Bangsa Melalui Pendidikan Kreatif dan Inklusif” yang digelar di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Selasa (02/05).
Menurut Aat, pendidikan di Indonesia saat ini harus berbasis ekosistem, hal tersebut agar semakin terjalin kesinambungan antara manusia dan alam. Selain itu, kata dia, pendidikan ekosistem dinilai penting karena masih banyak masyarakat yang belum paham akan kandungannya.
“Kata ekosistem memang sudah populer, tapi (banyak orang) lupa pada kandungan maknanya,”kata Aat ditemui usai acara.
Pada dasarnya sebuah negara atau kaum tidak bisa lepas dari budayanya. Aat mengatakan, hilang budaya makan hilang pula nilai saling menghargai antar sesamanya.
Ia mengistilahkan, pendidikan ekosistem seperti berhak budaya, yakni di mana manusia bisa berinovasi dan bermanfaat bagi lingkungan, namun ada juga musibah budaya yang disebabkan keserakahan, korupsi, dan perang.
“Lihat satu negara, lihat saja dari budaya yang dilahirkannya apa berkah budaya atau musibah budaya,” ujarnya.
Kenapa pendidikan berbasis ekosistem di dunia pendidikan harus lebih di tekankan. Menurut Aat, pendidikan itu mampu melahirkan nilai-nilai berkah budaya dan bukan musibah budaya.
“Manusia itu memiliki ciri kreatif, akal sehat dan empati. Pendidikan ekosistem akan menjadikan manusia mampu memanusiakan manusia,” pungkasnya. (Mail)