MetroMediaNews.co – Sejak Viralnya pantai Cipanglay yang berada di Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, Jawa Barat, kini selalu dipadati pengunjung atau wisatawan baik lokal maupun luar kota.
Selain keindahan, yang menjadi daya tarik pantai Cipanglay adalah karena adanya pohon Cemara Udang yang ditanam disepadan pantai seluas 7,5 hektar yang masuk kawasan hutan pantai wilayah kerja Dinas Kehutan (Dishut) Provinsi Jawa Barat yang kini dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Lestari Desa Cidamar.
Dibalik kesuksesan Pantai Cipanglay ternyata ada seorang pejuang yang patut diapresiasi karena kegigihannya dalam menjaga dan melestarikan pantai.
Dia adalah Ridwan Gunawan, seorang Petugas Kehutanan ahli muda yang berada di CDK IV meliputi Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan wilayah tugas untuk membina di Kecamatan Cidaun dan Naringgul.
Ridwan, pria kelahiran Cianjur tahun 1966 dan dikaruniai 3 orang anak itu pernah mengenyam pendidikan terakhir di Universitas UNWIM, lulus tahun 2009. Kemudian Ridwan bekerja menjadi pegawai di Dinas Kehutanan (Dishut) dan diangkat sebagai Penyuluh Kehutanan pada tahun 2006 hingga saat ini.
Ridwan mengatakan, dirinya bertugas meliputi dua wilayah Kehutanan yakni di Kecamatan Naringgul dan Cidaun, yang mana luas wilayah Kecamatan Naringgul mencakup 11 Desa dan Cidaun mencakup 14 Desa.
“Untuk wilayah kecamatan Cidaun sendiri ada sepadan pantai yang kondisi lahannya tandus dan hanya ditumbuhi tanaman khas pantai yang jenis dan sifatnya merambat, jadi kurang bagus dan menarik. Berawal dari situ lah kami selaku penyuluh kehutanan merasa prihatin dan mencoba untuk menananami pohon Cemara Udang disepanjang sepadan pantai yang bahasa sundanya ‘Tonggong Londok,” ujar Ridwan kepada MetroMediaNews.co, Selasa (13/7/2020).
Ia menjelaskan, tujuannya menanam pohon Cemara agar kawasan sepadan pantai menjadi hijau serta menghindari adanya penambang pasir besi secara liar. Atas dasar keprihatinan, maka kami mencoba melakukan pendekatan dengan masyarakat Desa Cidamar. Akhirnya pada tahun 2014 dibentuklah satu wadah Kelompok Tani Hutan (KTH) yang bernama Kelompok Tani Hutan Lestari Cidamar dengan beranggotakan sebanyak 16 orang.
“Tidak berhenti disitu, kami berupaya bagimana caranya agar Kelompok Tani Hutan (KTH) mau terjun untuk berkarya. Maka kami berkomunikasi dengan Dishutbun agar kelompok KTH Cidamar memiliki ilmu dalam bidang kehutanan. Akhirnya pada tahun itu juga Dishutbun melakukan studi banding ke lokasi Goa Pantai Cemara yang lokasinya di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Baru pada akhir tahun 2014 Dishutbun memberikan bantuan kegiatan untuk ditanam berupa bibit pohon diantaranya cemara, pandan laut, ketapang dan kelapa,” terangnya.
Ia menambahkan, meskipun pada saat itu banyak yang pesimis karena lokasi sepadan pantai tersebut merupakan lokasi pengembangan ternak domba dan kerbau, namun kami bersama Kelompok Tani Hutan tetap mencoba melaksanakan penanaman meskipun pada waktu itu kondisi alam tidak begitu mendukung.
“Betul apa yang dikhwatirkan oleh semua akhirnya terjadi juga. Tanaman tumbuh tidak sesuai apa yang diharapkan, bahkan sudah dianggap mati atau puso. Akan tetapi pada tahun 2015 saat itu hujan turun deras dan tidak disangka hanya tanaman pohon Cemara Udang lah yang batang bagian bawahnya yang masih hidup dan bertahan, sehingga masih bisa tumbuh tunas baru. Kemudian kami selaku penyuluh memotivasi kepada KTH agar tidak putus asa dan harus bersabar atas hinaan serta cacian, bahkan lebih daripada itu akan berhasilnya kegiatan tersebut,” tambahnya.
Pada saat itu walau kondisi gonjang ganjing, KTH tetap semangat dan terus melaksanakan kegiatan mulai dari melaksanakan kegiatan penihangan, penyiraman, pengajiaran dan terakhir pemeliharaan. Kami pun berupaya melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) meminta untuk diadakan penyiraman, namun karena keterbatasan anggaran kami inisiatif melangkah menuju ke pulau seribu untuk mencari bibit tanaman secara swadaya.
“Alhamdulillah ditahun 2018 Kelompok Tani Hutan (KTH) Lestari Cidamar mendapatkan bantuan kegiatan penanaman bibit tanaman pohon Cemara Udang sebanyak 10 ribu pohon untuk ditanam dikawasan seluas 7,5 hektar. Atas kedisiplinan serta kegigihan KTH akhirnya bisa terwujud kawasan Hutan Pantai Cemara Udang Cipanglay yang kita ketahui seperti sekarang ini ramai pengunjungnya,” ucapnya.
Sebetulnya kami belum mengijinkan untuk membuka kawasan hutan pantai Cemara Udang untuk dijadikan tempat wisata, dikarenakan usia pohon masih tergolong muda yaitu dibawah 6 tahun. Tetapi atas desakan dan kebutuhan warga masyarakat dampak dari banyaknya lokasi tempat wisata ditutup karena Pandemi Covid-19 maka kami mempersilahkan untuk berkunjung, dengan catatan tetap mengikuti aturan yang kami tentukan, diantaranya tidak merusak pepohonan, tidak membuat api pembakaran, menjaga kebersihan dan tetap harus mengikuti protokoler kesehatan.
“Selain itu dampak dari adanya kawasan hutan pantai Cemara Udang Cipanglay warga bisa bercocok tanaman padi dalam satu tahun bisa tiga kali musim tanam dikarenakan udara angin laut bisa tertahan oleh pohon cemara udang. Selain itu sekarang perekonomian sudah mulai terasa oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Lestari Cidamar, bahkan sekarang hewan juga satwa lain nya banyak yang bermukim salah satunya burung burung laut,” pungkasnya.
Editor: Dedy Rahman
Penulis: Jay