MetroMediaNews.co – Demi menumbuhkan rasa gotong royong ditengah masyarakat, Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dan Dinsos Kabupaten Cianjur, realisasikan program keserasian sosial Ciherang Wangi di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Ratusan masyarakat Ciherang pun ikut berdialog dalam pertemuan kali ini, di Saung Bale Sawala Desa Ciherang, Sabtu (21/9).
Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Muhammad Nur menjelaskan, program dialog tematik keserasian sosial merupakan program kementerian sosial dalam rangka penanggulangan bencana sosial. Ada dua jenis kegiatan yang dirasakan pertama kearifan lokal dan keserasian sosial.
“Setiap kegiatan ada diskusi tematik, dan ada dua kali pertemuan. Pertemuan pertama yakni tahapan perencanaan kegiatan untuk melaksanakan pembangunan kebutuhan masyarakat, dan yang kedua pelaksanaan kegiatan pembangunan,” jelasnya.
Diharapkan dengan pelaksanaan program ini bisa mencegah konflik, menjaga keharmonisan, dan
menumbuhkan rasa gotong royong diantara masyarakat. Menurutnya diskusi tematik ini sangat penting untuk meningkatkan koordinasi dan kebersamaan antara masyarakat.
“Melalui program tematik keserasian sosial, bisa meningkatkan rasa memiliki dan tumbuh kedamaian di tengah masyarakat,” ujarnya.
M. Nur menambahkan, pelaksaan program keserasian sosial ini dilaksanakan di wilayah yang rawan konflik dan bencana sosial. Jadi saat pertemuan pertama ini warga antar kampung akan menentukan fasilitas apa yang akan direalisasikan untuk menunjang kegiatan yang terarah.
“Untuk Provinsi Jawa Barat ada 30 program keserasian sosial yang akan dilaksanakan, dan Cianjur ada lima daerah yang akan melaksanakan program keserasian sosial. Fokus kami adalah pencegahan. Jadi kami yang jemput bola turun ke masyarakat misalnya melalui Kampung Keserasian Sosial,” paparnya.
Pihaknya mengakui dalam pelaksanaannya melakukan pembinaan kepada masyarakat hingga memantau dan motivasi mereka. Sehingga pelaksanaan program Kementerian sosial di kampung keserasian sosial yang dilaksanakan oleh forum keserasian sosial bisa berjalan dengan baik.
“Program ini diharapkan bisa mencegah dan mengatasi konflik sosial,” terangnya.
Diakuinya dengan keserasian sosial ini akan menumbuhkan partisipasi masyarakat dan akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Seperti di Kampung Rarahan, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, diluar target semula pembangunan jalan lingkungan untuk 200 meter dan setelah dilaksanakan menjadi 350 meter ditambahkan TPT. Pembangunan pun gotong royong dan partisipasi masyarakat tinggi. Nilai manfaat juga untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Kepala Desa Ciherang Acep Haryadi mengaku sangat menyambut dengan baik program keserasian sosial. Pasalnya ini bisa mengoptimalkan kekuatan sosial di masyarakat, hingga menyelesaikan permasalahan sosial.
“Saya sangat merespon baik program pemerintah tersebut, karena bisa menggali potensi daerah hingga mengatasi masalah,” paparnya.
Diakuinya untuk masyarakat Buniaga ini akan membangun Jalan Usaha Tani untuk masyarakat. Untuk pembangunan jalan sendiri dengan panjang 485 meter dengan lebar 1,2 meter.
“Jalan usah tani di Kampung Buniaga menghubungkan dua RW. Akses jalan tersebut sangat bermanfaat sekali untuk distribusi hasil panen, dan transportasi warga. Karena selama ini baru ada jalur usaha tani di blok Kampung Buniaga,” terangnya.
Diakuinya melalui forum keserasian sosial inilah pembahasan, hingga solusi ditemukan. Sehingga masyarakat diharapkan bisa menggunakan akses jalan lingkungan.
“Kami sangat terbantu sekali dengan program ini, ketika rembug bersama masyarakat dan pemerintah akhirnya akan pembangunan jalan lingkungan. Untuk pelaksanaan warga akan bergotong royong bersama Forum Keserasian Sosial Ciherang Wangi,” paparnya.
Sementara itu Ruswandi (45) salah seorang warga Kampung Buniaga menuturkan sangat berterimakasih dengan adanya program keserasian sosial ini, sehingga bisa dijalin ikatan silaturahmi dan musyawarah antara masyarakat.
“Kami disini sepakat untuk membangun akses jalan di Kampung Buniaga. Lantaran selama ini akses jalan ke ladang perkebunan masyarakat selama ini tidak ada, dan ada juga jalan harus memutar jauh,” jelasnya.
Selama ini masyarakat untuk akses mengambil hasil tani dan pupuk harus dipanggul dengan jarak jauh. Adapun yang jika lelah harus mengeluarkan uang upah angkut Rp 5000 satu karung.
“Rencana akses jalan ini akan dibangun gotong royong dan warga ikhlas membebaskan tanah untuk menggunakan jalan. Ini merupakan bukti keseriusan warga,” tukasnya.
Editor: Dedy Rahman
Reporter: Farhan MR












