Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
HOME

Bendungan Cikondang Jebol, 1.007 Hektar Kekeringan

×

Bendungan Cikondang Jebol, 1.007 Hektar Kekeringan

Sebarkan artikel ini
259 Pengunjung

MMN, CIANJUR – Ditengah musim kemarau yang melanda kawasan Cianjur, bendungan irigasi peninggalan Belanda jebol dan hancur di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Akibat jebolnya irigasi, 1.007 hektare sawah terancam gagal panen.

Tak hanya sawah, sumur warga di sembilan desa yang teraliri irigasi sudah mulai mengering. Jebolnya bendung irigasi yang terjadi secara bertahap sejak empat bulan lalu ini sudah dilaporkan kepada presiden dan Gubernur Jawa Barat.

“Saat ini sekitar 3.000 warga di sembilan desa melakukan gotong royong membentuk sodetan agar air bisa masuk ke jalur irigasi kembali. Gotong royong dilakukan warga dengan cara manual menumpuk batu sungai dan membentuk saluran air baru,” ujar Camat Cibeber, Ali Akbar.

Dijelaskannya pihak muspika bersama petani dan warga di sembilan desa yang terdampak jebolnya irigasi Cikondang empat bulan yang lalu jebol karena faktor alam melakukan kerjabakti.

“Luas lahan yang terdampak 1.007 hektare petani yang menggantungkan hidupnya ke irigasi ini lebih dari tiga ribu orang, sangat terasa sekali di musim kemarau saat ini, bukan hanya pesawahan yang kering tapi sumur juga kering,” paparnya.

Pihaknya melakukan gotong royong dalam rangka antisipasi melalui dana desa untuk penanganan bencana. Caranya dilakikan sodetan untuk mengaliri sementara, pembuatan sodetan utama, akan dialirkan ke lajur irigasi.

“Bendung irigasi ini dibuat tahun 1940 peninggalan Belanda, jebolnya bukan saat musim hujan, ada penggerusan dulu lalu ambruk ke bawah malamnya terjadi banjir besar,” katanya.

Diakuinya selama ini dirinya sudah melaporkan jebolnya bendung irigasi kepada presiden dan gubernur, informasi terkahir lelang sedang dilakukan kemungkinan pembangunan fisik akan dilakukan 2020, ada kemungkinan baru efektif 2021.

“Untuk ke depan petani harus tetap hidup, petani dengan swadaya melakukan gotong royong, pembangunan diperkirakan memakan biaya Rp 15 miliar,” pungkasnya.(Farhan MR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *