MMN, CIANJUR – Jelang hari raya Idul Fitri harga gula aren hanya dikisaran Rp10 ribu rupiah sampai Rp12 ribu rupiah per kilogramnya. Menurunnya harga jual gula aren membuat petani gula aren menjerit, pasalnya tidak sesuai dengan pembelian bahan baku peroduksi.
Diketahui, harga 1 ikat kayu bakar sudah hampir mencapai Rp25 ribu per ikat, belum agi bahan baku lainnya. Sehingga dengan menurunnya harga jual gula aren dianggap tidak sesuai dengan penghasilan. Oleh karena itu para petani gula aren mendambakan harga bisa stabil kembali dikisaran Rp15 ribu perkilogram.
Seperti dikatakan Kirman (50) salah seorang petani gula aren asal kecamatan Naringgul, harga kebutuhan pokok produksi dengan harga jual gula aren jauh sekali.
“Sudah mau mendekati lebaran harga gula aren malah menurun, biasanya harga gula menjelang bulan puasa mencapai dikisaran harga Rp15 ribu perkilogram. Tetapi puasa tahun ini sudah hampir pertengahan bulan puasa, harga gula aren bukanya naik malah menurun. Mudah-mudahan saja harga gula aren kembali naik, sebab kami sebagai petani gula kalau harga gula aren menurun terus bisa gulung tikar,” terangnya.
Masih menurut Kirman, semoga saja pemerintah baik Dareah dan Pusat bisa mendorong produk asli daerah serta bisa mendorong menjadikanya produk unggulan.
“Sebagin besar warga masyarakat kecamatan Naringgul umumnya Cianjur Selatan profesi nya petani gula aren, jadi kalau pihak pemerintah mendorong dan menopang baik anggaran dan memfasilitasi maka petani gula akan lebih sejahtera,” imbuhnya.
Hal sama dikatakan Oyon (44) seorang tengkulak gula, bahwa menurutnya menurunnya harga gula Aren dibulan Ramadhhan tentunya akan berdampak kepada para petani gula.
“Beruntungnya kami sudah punya langganan tersendiri yang sudah biasa menjual hasil panen gula aren ke kami, sehingga tidak heran dikala harga beli naik dan turun,” ujarnya.
Oyon melanjutkan, sementara harga beli di petani mencapai Rp12 ribu hingga Rp12.500, sementara itu harga jual ke Kabupaten Bandung hanya diterima dikisaran Rp14000, itupun kotor belum dipotong ongkos jalan.
“Harga beli dari petani tidak menentu gimana kualitas barang, sebab gula aren itu bermacam-macam kualitasnya, ada yang bagus ada pula yang jelek. Yah harapannya semoga harga penerimaan dikota bisa naik, agar kami juga ketika beli di petani bisa naik juga harganya,” pungkasnya.(Jay)












