Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
CianjurHOME

Warga Penderita ODGJ di Cidaun Dievakuasi Dibawa ke Yayasan AIR Cianjur

×

Warga Penderita ODGJ di Cidaun Dievakuasi Dibawa ke Yayasan AIR Cianjur

Sebarkan artikel ini
141 Pengunjung

MMN.co, Cianjur – Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cidaun bersama Puskesmas juga Pemerintah Desa (Pemdes) Cidamar melakukan evakuasi kepada salah seorang warga yang menderita Orang Dengan Ganguan Jiwa (ODGJ).

Diketahui, TD (27) warga Kampung Bobojong RT 03/03, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, Jawa Barat, mengalami gangguan jiwa hampir sekitar 3 tahun. Saat ini TD akan dibawa ke Yayasan AIR Cianjur untuk diobati.

Pantuan MMN.co, evakuasi ODGJ tersebut berjalan lancar dan langsung dibawa menggunakan mobil ambulance milik Pemerintah Desa (Pemdes) Cidamar, yang pelepasannya di saksikan oleh Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesams dan Kepala Desa.

Pemberangkatannya langsung dikawal oleh perawat dibantu Retana dan salah seorang perwakilan pihak keluarga.

Jeni Permana (38) salah seorang keluarga mengatakan, dirinya atas nama keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Yayasan AIR yang sudah mau membantu untuk merawat penyembuhan sodaranya.

“Sodara saya menderita ODGJ sudah hampir 3 tahun lamanya dan tinggal dikamar sendirian, yang ngurus hanya seorang ibu yang sudah tua renta,” katanya.

Kalau selama ini, kata Jeni, kami pihak keluarga hanya melakukan pengobatan biasa saja obat dari Puskesmas. Jadi hanya bisa menenangkan sementara saja, paling tidur lelap tetapi tidak sembuh-sembuh juga dan sering kambuh kambuh penyakitnya.

“Harapan keluarga semoga setelahnya diobati di Yayasan AIR Cianjur saudara saya bisa sehat dan bisa hidup normal seperti biasanya kembali,” tukasnya.

Hal yang sama dikatakan Maman Sukarman Kepala Desa Cidamar menjelaskan, atas nama Pemerintah Desa mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada Yayasan AIR Cianjur yang di motori oleh Nurhamid sudah mau peduli terhadap warga masyarakat yang menderita ODGJ untuk diobati.

“Insyallah kami untuk biaya kebutuhan sehari hari selama jang Tendi dirawat dan diobati disana akan kami bantu untuk biaya kebutuhannya dan semoga jang Tendi bisa sembuh seperti semula,” ujarnya kepada MMN.co saat ditemui dikantornya, Selasa (19/10/2021).

Lanjut Kades ,untuk sementara ini terkait warga yang menderita ODGJ didesa kami baru mendapatkan laporan satu orang saja yakni warga Kampung Bobojong RT 03, kalau yang lainnya belum ada laporan.

“Kami akan terus menanyakan infomasi kepada para RT dan RW bilamana di wilayahnya ada warga yang menderita ODGJ untuk segera melapor dan jangan sampai di pasung. Laporkan ke pihak Pemerintah Desa sehingga kami akan jemput bola untuk mendorong pengobatan baik ke pihak Puskesmas atau pun Yayasan,” tegasnya.

Sementara itu Nurhamid Kartaatmaja Ketua Yayasan AIR Cianjur menjelaskan, setelah mendapat laporan dari Pemerintah Desa maka kami langsung arahkan segera dibawa ke Yayasan untuk dirawat dan diobati.

“Sebab orang dengan Skizofrenia (ODS) atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
mempunyai hak yang sama dengan kita orang yang sehat. Misalnya di bidang hak makan yang layak, tempat tidur yang layak, pakaian yang layak, hak mendapat kebersihan yang layak dan lain lainya,” terang Ketua Yayasan AIR saat dihubungi MMN.co, Selasa (19/10/2021).

Nurhamid menegaskan, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ODGJ atau Orang Dengan Sekizofrenia (ODS) itu dilindungi oleh undang-undang yakni UU No. 18 Tahun 2014.

“Tugas kita baik masyarakat maupun Pemerintah memberikan perlindungan dan pelayanan atas hak-hak mereka itu,” tegasnya.

Selanjutnya jelas Nurhamid, ketika rata-rata orang salah memperlakukannya, itu akibat ketidaktahuan masyarakat umum.Yang salah adalah kita masyarakat yang sudah tahu, tidak ngasih tahu.

“Tugas kita adalah ngasih tahu melalui forum edukasi dan awerenesisasi. Siapa yang harus mengadakan forum itu ? Itu semua tugas Pemerintah, masyarakat dan keluarga. Kolaborasi tiga elemen itu yang sangat memerlukan “konduktor” sampai saat ini kita belum punya “konduktor,” pungkasnya.

(Jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *