MMN, CIANJUR – Kunjungan WNA (Warga Negara Asing) asal Timteng saat bulan Ramadhan menurun. Kondisi ini berdampak pada perekonomian sejumlah perusahaan yang berada di sekitarnya dan masyarakat.
Kepala Desa Sukanagalih Dudung menuturkan, saat bulan puasa wisatawan menurun drastis, karena mereka banyak yang pergi ke negeri asalnya. Sehingga saat ini kawasan Sukanagalih sepi dari wisatawan Timteng.
“Ya, kalau bulan puasa mereka jarang kesini. Nanti setelah Idul Fitri diprediksi wisatawan timteng kembali membludak,” paparnya.
Diakuinya, selama bulan puasa ini pihaknya terus memantau kawasan Sukanagalih agar terbebas dari aksi maksiat. Sehingga masyarakat bisa beribadah dengan khusuk.
“Alhamdulillah setelah beberapa kali razia bersama petugas keamanan Sukanagalih bebas miras dan prostitusi. Meskipun demikian kami terus melakukan pemantauan lapangan,” ujarnya.
Sementara itu salah seorang Supervisor Money Chager Ahmad Ilham menjelaskan, bisnis money changer saat ini sedang sepi tak seperti biasanya. Kondisi ini diduga WNA asal Timteng pulang ke negeri asalnya saat bulan Ramadhan. Selain itu mereka pun lebih memilih daerah Warungkaleng-Bogor ketimbang daerah Sukanagalih.
“Biasanya dalam kondisi normal, dalam sehari kami bisa menerima sekitar 5.000-7.000 dollar dalam sehari, akan tetapi sekarang hanya 3000-5000 dollar salam sehari,” akunya.
Menurutnya, biasanya setelah lebaran Idul Adha kunjungan WNA asal Timteng meningkat drastis. Akan tetapi tahun ini kondisinya jauh berbeda.
“Apakah WNA Timteng banyak yang lebih memilih ke Warungkaleng kami belum bisa memastikan. Akan tetapi berdasarkan informasi yang kami terima, di Warungkaleng wisatawan Timteng jumlahnya lebih banyak,” tuturnya.
Dikatakannya, para wisatawan asal Timteng biasanya lebih memilih villa ketimbang ke hotel, karena biayanya lebih murah. Meskipun demikian, wisatawan asal Timteng kerap menjadi korban pencurian, sehingga timbul penilaian bahwa areal real estate dan vila di Sukanagalih tak aman.
“Biasanya wisatawan asal Timteng menyewa vila, dan mereka biasanya meninggalkan vila untuk berwisata ke Cibodas atau Jangari. Selepas itu, kembali lagi ke vila namun barang-barangnya sudah hilang,” katanya.
Berdasarkan informasi itu, pihaknya menduga para WNA enggan ke kawasan Pacet karena keamanan yang kurang terjamin. Mungkin ini yang menjadi penyebab mereka lebih baik berkunjung ke Warungkaleng-Bogor.
“Kami berharap keamanan bagi mereka terjamin, agar mereka datang lagi ke wilayah Pacet, Cipanas, dan sekitarnya,” tukasnya.(Farhan MR)