MetroMediaNews.co – Dalam beberapa bulan terakhir ini, para petani di Nias Selatan khususnya di pedesaan mengeluh karena sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Tak cuma sulit mendapatkannya, harganya pun harus dibayar mahal.
Adapun pupuk yang bisa didapat tidak sesuai dengan kebutuhan, karena pupuk yang ada adalah pupuk non bersubsidi (berwarna putih). Padahal selama ini masyarakat selalu menggunakan pupk bersusidi (warna kemerah-merahan).
“Untuk satu karung pupuk non subsidi, masyarakat harus membayar Rp300 hingga Rp 340 ribu. Kami benar-benar kesulitan dengan harga dan kualitas pupuk ini, itupun kalau ada yang jual,” ungkap salah seorang petani.
Pupuk ini terpaksa digunakan ketimbang menunggu-nunggu pupuk bersusidi, walaupun terkadang tanaman kurang meningkat kesuburannya.
“Ya apalah daya namanya juga masyarakat biasa,” ujar salah seorang petani yang enggan disebutkan namanya.
Ia menambahkan, andai saja keadaan seperti ini diperhatikan tentu dirinya sangat berterimaksih walaupun harus membayar harga pupuk yang dimaksud, yang penting pupuknya yang bersubsidi.
“Kiranya pemerintah segera mengambil kebijakan dalam menangani nasib kita sekarang ini,” katanya.
Ia menjelaskan, mulai kesulitan mendapatkan pupuk pada bulan Juni 2019 saat mau memulai pengerjaan sawah.
“Oleh karena itu kami para petani melalui berharap media ini, khususnya MediaMetroNews.co, kiranya keluhan ini dapat disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Nias Selatan sehingga mereka mengerti keadaan kami saat ini dan segera memberi perhatian khususnya bagi kami para petani,” tandasnya.
Editor: Red
Penulis: Marinus Hulu