Gulir ke bawah untuk membaca
Contoh Gambar di HTML

#
#
HOME

Kendala Pemkot Cimahi Dalam Membangun Sanitasi

×

Kendala Pemkot Cimahi Dalam Membangun Sanitasi

Sebarkan artikel ini
188 Pengunjung

MMN.CO, (CIMAHI) – Lahan masih menjadi permasalahan Pemerintah Kota Cimahi dalam membangun Sanitasi Limbah Berbasis Masyarakat (SLBM).

Permasalahan tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, Benny Bachtiar saat ditemui usai membuka kegiatan Sosialisasi Sanitasi Berbasis Masyarakat Tingkat Kota Cimahi Tahun 2017 di Gedung Technopark, Jalan Raya Baros, Kota Cimahi, Rabu (17/5).

“Kalau mengenai pembangunan sebetulnya udah gak ada masalah, masalah cuma lahan saja,” kata Benny, yang juga menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Cimahi.‎

Dia mengatakan, tantangan saat ini bagi Pemerintah Kota Cimahi ialah bagaimana merubah pola pikir masyarakat agar mau memanfaatkan sanitasi sebagai tempat pembuangan limbah.

“Yang paling terpenting bagaimana merubah mindset masyarakat ini yang paling sulit,” ujarnya.

Sampai saat ini, terang Benny, masih banyak masyarakat yang membuang limbahnya ke sungai langsung. Imbasnya, limbah tersebut diklaim bisa mencemari sungai sekitar 70%.

Selain itu, dari sanitasi yang sudah dibangun, kesadaran masyarakat dalam memelihara dan menggunakan sanitasi masih kurang. Contohnya, untuk biaya pemeliharaan yang hanya Rp 10 ribu per bulan saja masih sulit.

“Justru pemerintah kota melakukan hal ini tujuannya adalah bagaimana aliran sungai menjadi bersih dan termanfaatkan dengan baik melalui pengelolaan air limbah domestik, pembuangannya melalui air limbah domestik,” jelas Benny.

Sampai tahun 2016, Pemerintah Kota Cimahi sudah membangun sebanyak 32 unit SLBM yang tersebar di 15 kelurahan se-Kota Cimahi. Biaya pembangunan dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Untuk tahun 2017, Pemerintah Kota Cimahi kembali mendapatkan mandat untuk membangun delapan SLBM dengan skala 50-100 Kepala Keluarga (KK) dengan anggaran per unitnya mencapai Rp 365 juta.

“Anggaran per titiknya Rp 365 juta untuk minimal 50 KK, semuanya DAK,” beber Benny.

Sedangkan untuk Sambungan Rumah (SR), lanjut Benny, sudah sekitar 3.000 sudah tersambung. Targetnya, 10 ribu SR limbah domestik bisa terpasang hingga 2019 sesuai yang direncanakan pemerintah pusat.

“Walaupun kita agak sedikit pesimis, tapi kita tetap akan berupaya semaksimal mungkin supaya target yang dibebankan pemerintah pusat bisa terpenuhi dengan baik,” tuturnya.

Jadi, kata Benny, tahun ini pihaknya masih akan fokus melakukan penyambungan rumah limbah domestik. Harapannya, agar Kota Cimahi memiliki pengolahan limbah domestik yang ideal.

“Supaya pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah domestik ini bisa tereliminir dengan baik,” tandas Benny. (Fey)‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *