MMN, CIANJUR – Puluhan masa yang tergabung dari warga Desa Ciherang bersama Himpunan Mahasiswa Cianjur melakukan aksi demo di halaman pendopo Cianjur (23/7). Dalam aksinya mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Cianjur terbuka terkait pencemaran sumur milik warga yang diduga akibat dari bocornya SPBU di Ciherang, Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
Nampak puluhan masa aksi berkumpul sejak pagi di Jalan Raya Ciherang Pacet, menuju pendopo Cianjur sambil membawa karton bertuliskan Tutup SPBU Ciherang. Aksi puluhan warga dan mahasiswa itu berlangsung damai, beberapa anggota kepolisian dan TNI terlihat mengawal jalannya aksi demonstrasi.
Tokoh Masyarakat Ciherang Ludi Burdah Muslim menegaskan belum ada penanganan serius dari Pemkab Cianjur. Ironisnya warga yang terdampak pencemaran air terus bertambah.
“PLt Bupati kesini hanya seremoni saja dan terkesan pencitraan, tanpa membawa solusi dari bencana pencemaran yang menimpa warga. Jelas ini membuat kami kecewa, hingga kami mempertegas sikap dengan turun aksi ke Pendopo,” tegasnya.
Diakuinya jika tidak segera diselesaikan, pihakya khawatir akan menjadi bom waktu karena korban terdampak terus bertambah.
“Pencemaran ini jelas berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi, dan paling utama kesehatan warga,” ujarnya.
Saat ini pihaknya mendesak agar Pemkab Cianjur untuk segera menangani masalah ini, dengan serius dan komoerhensif sampai tuntas.
“Air adalah sumber kehidupan manusia, yang asalnya air kami ini bersih dan bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari – hari kami ingin air kami ini bersih seperti semula. Kami ingin pemerintah serius dalam hal ini,” terangnya.
Salah seorang peserta aksi, warga Kampung Panyaweuyan, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet Deri (38) mengatakan, dirinya ikutserta pada aksi tersebut lantaran kesal karena selama dua hingga tiga bulan ini sumur miliknya menjadi kotor dan belum ada penangan secara serius dari pemerintah.
“Kalau warga inginya air sumur kembali bersih seperti dulu, kalau memang ada unsur pencemaran harus diusut sampai tuntas,”katanya
Menurutnya, akibat dari pencemaran tersebut, air sumur milik warga tidak lagi dapat dikonsumsi.
“Air sumur milik warga kotor, seperti ada campuran minyak,”katanya.
Ia mengakatan, untuk kebutuhan sehari-hari warga hanya dapat mengandalkan suplay air bantuan dan itupun sangat terbatas.
“Untuk kebutuhan kami hanya mengandalkan air dari bantuan dan bagi kami itu bukan solusi,”katanya.
Sementara itu Sekretaris Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Didin Rosidin mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut, dengan catatan harus ada surat pernyataan tertulis dari warga yang menjadi korban pencemaran
“Dalam minggu ini surat pernyataan dari warga akan kami koordinasikan dengan para pejabat di Pemkab Cianjur,”katanya.
Menuritnya sumur milik warga tidak boleh ada yang tercemar, karena warga tidak akan sehat jika air yang dikonsumsinya tercemar.
“Disini saya bicara normatif, kita harus mengetahui dulu apa penyebab dari pencemaran itu, dan itu harus hasil kajian para ahli, jika memang benar hasil kajian menyimpulkan, pencemaran itu dampak dari SPBU, itu gampang tinggal tutup aja SPBUnya,” tukasnya. (Farhan MR)












