Gulir ke bawah untuk membaca
#
#
HOME

Butuh Jembatan, Akses Jalan Ribuan Warga Agrabinta Terputus

×

Butuh Jembatan, Akses Jalan Ribuan Warga Agrabinta Terputus

Sebarkan artikel ini
179 Pengunjung

MetroMediaNews.co – Pasca hujan deras kondisi sungai Gonggang meluap yang mengakibatkan ribuan warga desa Neglasari, Mulyasari, dan Bunisari, Kecamatan Agrabinta menjadi kendala dalam melakukan aktivitas.

Diketahui sebelumnya, warga biasa menyeberangi sungai tersebut mengingat belum adanya jembatan penghubung antar desa.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kepala Desa Neglasari, Nasihin menjelaskan, bahwa sudah puluhan tahun masyarakat di tiga desa di kecamatan Agrabinta yang terhubung dengan satu ruas jalan, harus mengalah dengan kondisi alam. Jalan utama yang menghubungkan ke tiga desa kini tertutup aliran sungai yang semakin deras saat hujan turun belakangan ini.

“Saat hujan deras seperti sekarang, jalan penghubung warga tak bisa dilintasi. Otomatis akses jalan lumpuh, akhirnya berdampak pada pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga,” ujar Kades saat dihubungi wartawan, Kamis (9/1/2020).

Diakui pria yang akrab disapa Geheng ini mengatakan, bentangan jalan yang biasa disebrangi warga sepanjang 14 meter dan biasanya para siswa SDN Cikahuripan, SDN Cikole, Mts Leles, SMP/SMA Leles, hingga ke Pesantren Al-Maun Gelartanghi biasa melintasi jalan ini. Namun kini para siswa terpaksa tak sekolah mengingat akses jalan tersebut terputus.

“Tak hanya ke sekolah, warga di tiga desa ini jika ingin ke Pasar Leles harus melintasi Sungai Gonggang. Jadi aktivitas perekonomian warga lumpuh total,” katanya.

Ia menambahkan, dirinya khawatir jika ada warga yang sakit atau hendak melahirkan. Pasalnya, benar-benar tidak ada jalur aman yang bisa dilalui pada keadaan darurat sekalipun. Oleh karena itu pihaknya berharap pemerintah daerah ataupun pusat bisa merealisasikan jembatan beton sungai Gonggang dengan gantangan 14 meter, lebar 4 meter dan tinggi 10 meter, karena jika dianggarkan dari dana desa tidak cukup untuk mengcovernya.

“Desa Neglasari uang dana desa setiap tahun digunakan untuk memberbaiki jalan desa dan pemerdayaaan hasil kesepakatan musawarah desa. Jadi jika dihitung besarannya, tidak akan cukup untuk membuat jembatan penghubung tiga desa di Agrabinta. Sehingga diharapkan adanya bantuan pemerintah kabupaten atau pusat membuat jembatan tersebut,” ungkapnya.

Nasihin bahkan mengaku sudah sering mengajukan pembangunan jembatan di lokasi tersebut, namun belum ada jawaban dari pemerintah. Diharapkan pemerintah bisa membangun sebuah jembatan gantung dengan material yang kokoh sehingga tidak mudah rusak.

“Selama ini warga hanya bertahan dengan jembatan bambu sederhana. Jembatan itu pun, diketahui hanya bisa digunakan sebentar karena pasti hancur kembali oleh arus sungai, tidak ada sama sekali jembatan penghubung yang bisa digunakan, saat aliran sungai meluap menutup jalan. Selama ini, warga hanya bisa melintas ketika air surut meskipun jalan tidak sepenuhnya kering, kondisi itu sangat memprihatinkan,” jelasnya.

Sebenarnya tidak hanya satu sungai yang membutuhkan jembatan. Menurut dia, setidaknya ada lima titik sungai lain yang juga memerlukan jembatan agar dapat dilalui. Di antaranya Sungai Kaliciakak, Gonggang, Bojonghuni, Cigenuk, dan Cikahuripan.

“Kami selalu memohon bantuan kepada pihak terkait, supaya dibantu. Tapi, mungkin, karena Neglasari ini terlalu besar, terlalu jauh, dan terbatasnya anggaran makanya belum juga ada bantuan yang masuk,” tukasnya.

Hal yang sama dikatakan Sudirman (35) ketua Karang Taruna Kecamatan Agrabinta, kalau musim hujan tiba yang begini keadaan didaerah kami seperti kejadian kemarin Rabu (8/1/2020) pada pukul 16.00 WIB, jembatan yang terbuat dari bambu bambu dan kayu hanyut terbawa Air.

“Kami bersama warga yang berada di tiga desa berharap semoga pemerintah baik dari kabupaten, provinsi atau pusat bisa segera merealisasikan untuk membangun jembatan beton atau gantung yang menghubungkan jalan warga masyarakat di tiga desa Mulyasari, Bunisari dan Neglasari, untuk beraktivitas sehari hari,” ucapnya.

Dirman melanjutkan, selain dilalui lalu lalangnya warga di tiga desa untuk aktifitas sehari hari jembatan gantung itu jalan yang setiap harinya dilalui oleh anak-anak sekolah.

“Semoga saja pihak pemerintah pusat merealisasikan untuk pembangunan jembatan beton kali Gonggang, karena saat musim hujan tiba seperti sekarang jembatan tentunya tidak terbawa hanyut,” pungkasnya.

Editor: Dedy Rahman
Penulis: Jay

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *